3. Makhluk paradoksÂ
Pusatku berada di luar diriku. Formulasi ini bersifat paradoks. Rumusan-rumusan yang paradoks kerap muncul dalam introspeksi masyarakat. Paradoks tidak sama dengan kontradiksi. Paradoks tersebut mengandung dua kebenaran yang kontradiktif. Kebenaran paradoks tersebut terletak pada kesatuan dua kebenaran yang kontradiktif tersebut. Berbeda halnya jika terjadi konflik. Jika yang satu benar, maka yang lainnya pasti salah. Paradoks mengacu pada kekhasan posisi manusia di dunia ini. Manusia merupakan bagian dari alam, namun pada saat yang sama mereka transenden terhadap alam. Manusia itu bebas dan terikat, otonom dan bergantung, terbatas dan tidak terbatas, personal dan personal, sekuler dan sakral, spiritual dan fisik, fana dan abadi. Manusia adalah makhluk yang paradoks.
4. Makhluk Dinamis
Manusia adalah makhluk dinamis. Dinamika ini menyangkut semua hubungan eksistensial. Manusia maju dengan membangun dunianya sendiri. Manusia semakin dekat dengan jati dirinya dengan memurnikan hubungan satu sama lain.
5. Makhluk MultidimensiÂ
Apa yang membuat manusia istimewa di antara semua makhluk hidup Manusia adalah benda fisik, termasuk dunia makhluk hidup, dan benda spiritual. Dia berpikir dan merenung. Manusia adalah makhluk multidimensi. Manusia memang merupakan suatu kesatuan, namun di dalam kesatuan tersebut terdapat dimensi-dimensi yang berbeda dengan tingkatan ontologis yang berbeda-beda. Pada hakikatnya sifat multidimensional ini merupakan  seruan yang mengikat manusia secara etis.
6. Macam-macam Definisi Â
Manusia adalah makhluk multidimensi, paradoks, dan dinamis. Oleh karena itu, tidak heran jika masyarakat mempunyai pandangan yang berbeda-beda terhadap manusia. Perkembangan sementara juga berperan. Masyarakat zaman Yunani berbeda dengan masyarakat Abad Pertengahan dan masyarakat masa kini. Manusia adalah makhluk bersejarah. Manusia tidak pernah lepas dari latar belakang budayanya.
 Â
* Paradoks yang beraneka ragam
Bahaya yang sama juga terdapat dalam rumusan paradoks. Menurut Van Melsen, daya tarik  paradoks terletak pada "sisi kontradiksinya." Ibarat berjalan di atas tali, jika melangkah terlalu jauh ke kiri atau ke kanan, Anda akan kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Bahaya  paradoks ketika yang satu diabaikan dan yang lain ditekankan. Ini menghapus kekhususan paradoks tersebut. Idealisme menjadi positivisme, liberalisme menjadi komunisme, teisme menjadi sekularisme, dan spiritualisme menjadi materialisme. Keunikan manusia sebagai makhluk paradoks sudah tidak terlihat lagi.