Jangan menyerah bila ini membuat Anda seolah tak terlihat di lapangan.
Salah satu hal yang biasanya diinginkan seorang pemain individualis adalah menunjukkan kemampuannya. Ia ingin orang melihat kemampuannya. Karenanya, ya, Anda beresiko tidak terlihat bila menjadi seorang pemain tim. Penonton dan rekan-rekan tak akan sering melihat skill dribbling Anda, shooting yang keras, hingga kreativitas. Hilang dong kesenangan bermainnya? Di titik saat Anda merasakan hal seperti ini, jangan menyerah. Teruskan permainan tim yang Anda lakukan meski Anda sendirian. Karena sesungguhnya Anda tengah mengincar sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar terlihat. Dalam kontribusi terhadap tim, Anda mengincar kemenangan yang tak hanya dirasakan sendiri, tapi juga bersama tim..
Jadilah contoh dan bangun reputasi jangka panjang.
Anda sudah memberi contoh, tapi bola masih belum juga datang? Tenang kawan, ini bukan soal menuai hasil yang cepat. Karena bila hasil cepat yang Anda inginkan, langkah yang saya bongkar satu per satu ini tidak cocok untuk Anda. Silahkan memulai kembali berlari ke sana ke mari mengejar bola sendiri. Anda bisa cepat dapat bola, tapi cepat kehilangan dan nyarinya juga penuh kesulitan. Makanya ini bukan soal menuai hasil cepat, dengan menjadi contoh pemain tim paling pertama yang memulai permainan tim (coba ulang 10x kalo nggak belibet), Anda tengah membangun reputasi jangka panjang. Reputasi Anda sebagai pemain tim, yang dengannya para pemain berbakat menyadari bahwa Anda mudah diajak bekerja sama. Mereka passing, Anda berikan one two. Mereka lari, Anda berikan pass thru (terobosan). Mereka kosong di depan gawang, Anda berikan assist. Bila reputasi ini telah terbangun, siapakah yang paling pertama dicari pemain berbakat dalam tim? Kalau saya sih jawabannya mudah, ya ke Anda. Andalah yang saya passing kalau ingin one-two. Andalah yang saya assist kalau shooting buntu. Dan Andalah pemain pertama yang saya cari.
Perbaiki skill Anda sembari membangun reputasi.
Sambil perlahan memupuk benih reputasi Anda, jangan hanya diam mengharapkan hasilnya. Akan percuma bila rekan menaruh kepercayaan dan kita mengacaukannya dengan passing yang lemah, kontrol bola yang buruk, atau postur tubuh yang terlalu menunduk hingga kesulitan mencari teman. Tegakkan postur tubuh Anda, kalau dribbling jangan dorong bola terlalu jauh. Cukup sekitar 30 cm saja atau sekitar satu setengah panjang sepatu Anda ke depan, dekat dengan kaki, supaya saat dribbling Anda bisa dengan tenang melihat sekitar karena mengetahui bolanya di dekat kaki Anda. Lalu perbaiki teknik passing atau umpan. Jangan cuma skill dribbling yang diperbaiki, passing lebih penting malah sehingga umpan yang Anda beri enak diterimanya, tidak diserobot lawan, dan pas. Lalu terakhir latih kontrol bola Anda, salah satunya dengan juggling. Kalau Anda mudah kelepasan bola saat diumpan, pemain yang tidak egois sekalipun akan takut mengumpan Anda. Bisa bahaya.Karena itu imbangi kerjasama dengan perbaikan kemampuan. Hal itu akan berbuah manis pada saatnya. Semoga segera.
Mulai dari diri Anda, dan pimpin dengan contoh.
Sam Tenbringer
Editor Futsal Cara Barca (Twitter @futsalcarabarca)
***
[Image Credit: macanbola.com]