Mohon tunggu...
Futri UswatunKhasanah
Futri UswatunKhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulusan Sarjana Bimbingan dan Konseling dan Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru BK UPI 2022

u can find me @fyukey.9

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Argumentasi Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional Persfektif Ki Hadjar Dewantara

28 Desember 2022   09:09 Diperbarui: 28 Desember 2022   09:12 11583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Argumentasi kritis 

Eksplorasi Konsep - Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara

Futri Uswatun Khasanah PPG BK UPI Prajab Gelombang II

(Sabtu, 24 Desember 2022)

Sosok yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara merupakan seseorang yang memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang mana berubah menjadi Suwardi Suryailingrat dan kini kita kenal sebagai bapak pelopor pendidikan nasional (Suastika, Ratna, & Ardhana, 2002, p. 379). 

Ki Hadjar Dewantara dengan prinsipnya yang kita kenal Tut Wuri Handayani yang menjadi landasan perihal pengajaran dan pendidikan. Sungguh perjuangan yang tidak mudah sampai di titik dapat membangun taman siswa yang merupakan gerbang menuju kemerdekaan baik aspek pendidikan maupun aspek kebudayaan yang tentunya amat sangat terkait dengan aspek politik sebagai pagar atau pondasi utama untuk menjaga pembangunan pendidikan ini. Gerakan transpormasi Ki Hadjar Dewantara merupakan Gerakan untuk membebaskan diri dari jeratan penjajah dengan meluaskan pendidikan kepada generasi muda juga generasi penerus bangsa. Pada zaman colonial kala itu dengan didirikannya taman siswa di Yogyakarta bertujuan agar bangsa dan anak-anak Indonesia serta rakyat dapat terbebas dari kebodohan dan menemukan kemerdekaannya sendiri.

Yogyakarta merupakan tempat pertama diselenggarakannya pendidikan nasional yaitu perguruan taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Sejak didirikan perguruan tersebut, nama Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai Bapak taman siswa, Bapak pendidikan nasional. Usaha Ki Hadjar Dewantara menyelenggarakan perguruan nasional merupakan perjuangan yang sangat berani, karena pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda adalah pendidikan kolonial (Setiono, 2012, p. 2). 

Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 itu tidak dimaksudkan untuk mendidik golongan tertentu, tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pokok yang hendak dicapai adalah terlaksananya pendidikan dan pengajaran secaramerata, sekaligus menanamkan nilai-nilai persatuan di atas perbedaan (bhinnelea tunggal ilea). Salah satu alasan mengapaTaman Siswa didirikan adalah kenyataan bahwa pemerintah kolonial sangat kikir dan sama sekali mengabaikan bidang pendidikan (Suastika, Ratna, & Ardhana, 2002, p. 379).

Bukan hanya didirikannya Taman siswa tetapi Usaha-usaha yang di lakukan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam melaksanakan cita-cita pendidkannya yaitu dengan mendirikan Perguruan Kebangsaan "Taman Siswa" pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogyakarta. Pada sekolah-sekolah Taman Siswa diadakan Pembaagian-Pembagian Sebagai Berikut; 1). Taman Indriya (Taman Kanak-Kanak Taman Siswa) bagi anak-anak yang berumur 5-6 Tahun. 2). Taman Anak (kelas I-III) bagi anak-anak berumur 6-7 Tahun -- 9-10. 3). Taman Muda (IVVI) bagi anak-anak yang berumur 10-11 tahun -- 12-13 tahun. 4). Taman Dewasa (SMP). 5). Taman Madya (SMA). 6). Taman Guru (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021, p. 53)

Berawal dari perjuangan Gerakan transformasi dalam perkembangan pendidikan sebelum kemerdekaan terlebih dahulu berjuang dalam aspek politik yakni terlibat dalam Indisce Partij yang didalamnya terdaapat Ki Hadjar Dewantara, Dr Cipto dan Dr Douwes Dekker. Lalu pada tahun 1912 mulai pergerakan dalam tujuan pendidikan yakni mendirikan bumi putera dimana sekolah yang didirikan pada bupati tetapi hanya untuk calon-calon pegawai saja yang di didik disana. Lalu kemudian prinsip mengenai ingin meluaskannya pendidikan mulai semakin diperjuangan yakni Tanggal 3 Juli 1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di mulai yaitu dengan mendirikan Taman Siswa yang mula-mula bernama "National Onderwijs Instituut Taman Siswa" yang pertama di Jogjakarta, sekolah ini kelak di ubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa" sekolah ini awalnya di peruntukan hanya untuk taman anak dan kursus guru (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021, p. 52).

Selain hal tersebut, Ki Hadjar Dewantara memiliki dua pandangan tentang pendidikan. pertama, tri pusat pendidikan, yang mengatakan bahwa pendidikan yang diterima oleh peserta didik terjadi dalam tiga ruang lingkup, yakni: lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Ketiga, lingkungan tersebut memiliki pengaruh edukatif dalam pembentukan kepribadian peserta didik. 

Kedua, sistem among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021, p. 50). Prinsip Ki Hadjar Dewantara yang selalu tersimpan adalah Tut wuri handayani yang dianggap sebagai semboyan, moto, bahkan jiwa dan roh dalam mengembangkan pendidikan modem. Berbeda dengan pendidikan Barat, yang seolah-olah memaksa agar anak didik memiliki kadar intelektualitas yang tinggi, Taman Siswa mendidik dengan eara membimbing dan mengarahkan dari belakang, sambi! memberikan petunjuk-petunjuk yang sesuai dengan kemampuannya.

Konsep dan prinsip dari Bapak Pendidikan Nasional ini dengan tujuan meluaskan pendidikan dan keluar dari hal kebodohan untuk dapat memerdekan bangsa, pendidikan dan memerdekakan kebudayannya tentunya selalu dan akan tetap menjadi acuan perkembangan pendidikan di Indonesia ini sesuai dengan contoh nyatanya yang Bapak Menteri Pendidikan cetuskan yakni merdeka belajar. Harapannya semoga dengan menerapkan prinsip leluhur menjadi bagian integral dalam pendidikan agar mengingat perjuangan akan Namanya pendidikan di bangsa Indonesia ini.

Daftar Pustaka

Setiono, T. H. (2012). Ki Hadjar Dewantara Perannya Dalam Memperjuangkan Pendidikan Nasional Tahun 1922-1959 . -, 2.

Suastika, M., Ratna, K., & Ardhana, K. (2002). Ki Hadjar Dewantara Pelopor Pendidikan Nasional . Cakrawala Pendidikan, 379.

Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila. (2021). Pandangan dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan IPS, 50.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun