Mohon tunggu...
Futikhatus Sadiyah
Futikhatus Sadiyah Mohon Tunggu... Freelancer - Futikha

yanag ditinggalkan manusia di bumi saat sudah tiada hanyalah tulisannya, maka menulislah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengatasi Keterbatasan Belajar di Desa Transmigrasi, Mahasiswa KKN IAIN Tekengon Merintis "Rumah Pintar"

13 April 2022   13:42 Diperbarui: 12 Desember 2022   14:17 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tak terkecuali bagi mereka yang hidup di wilayah yang jauh dari perkotaan. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), 

sekelompok mahasiswa Institut Agama Islam Negri Takengon (IAIN Takengon) mendirikan Rumah Pintar yang dimulai dari tanggal 28 Maret 2022 untuk menampung anak-anak dari seluruh elemen terutama lapisan menengah ke bawah agar mereka tidak putus dalam belajar meski non formal.

Rumah Pintar merupakan pembelajaran non formal bagi penduduk desa paya kumer yang 80% penduduknya merupakan warga transmigrasi asal jawa. 

Hal ini didirikan atas dasar pengabdian dan kesadaran mahasiswa KKN beserta masyarakat desa yang sadar akan pentingnya dunia pendidikan. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Rumah Pintar ini awalnya bertempat di SDN 5 Tripe jaya dengan peserta yang berasal dari SD tersebut, namun karena antusias anak-anak yang membutuhkan fasilitas pendidikan semakin meningkat, akhirnya tempat rumah pintar dialokasikan  di gedung PAUD milik desa, 

tepatnya di dusun sara alih desa paya kumer kecamatan tripe jaya kabupaten gayo lues, dengan peserta yang semakin banyak sdan berfariasi dari tingkat PAUD hinggga SMP.

"Atas dasar itulah mahasiswa KKN IAIN Takengon mendirikan Rumah Pintar dengan kegiatan antara lain, rumah belajar bagi anak-anak, rumah baca, belajar berhitung, kursus bahasa asing seperti bahasa arab dan bahasa Inggris, dan kegiatan lainnya," ucap koordinator rumah pintar, Mila Gusdiana.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

"Hal ini kami dirikan atas dasar kepedulian terhadap pendidikan anak-anak di pedesaan. Mereka butuh motivasi, dukungan dari kakak serta abang-abangnya yaang sudah memiliki pengalaman terlebih dahulu. Apalagi ini merupakan daerah transmigrasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang tentu masih terbatas secara sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan. 

"Jadi saya berharap, anak-anak ini bisa semangat terus untuk belajar dan memanfaatkan betul adanya rumah pintar ini," tambah Diana yang juga Koordinator Rumah Pintar

Diketahui kegiatan dalam rumah pintar ini antara lain, belajar membaca, menulis dan mewarnai untuk kategori anak-anak yang masih PAUD dan belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Arab, dan prakarya untuk anak-anak setingkat SD sampai SMP.

Penulis: Futikhatus Sa'diyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun