Mohon tunggu...
Futicha Turisqoh
Futicha Turisqoh Mohon Tunggu... -

Seorang pemimpi kelas tinggi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wabah Berita Hoaks Bisa Merusak Reputasi Guru

9 November 2017   23:46 Diperbarui: 10 November 2017   07:45 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu bagaimana kita menyikapi berita hoax? Terutama bagi guru, agar tidak sampai termakan berita hoax bahkan sampai menyebarkannya kembali. Sangat ironis jika banyak guru yang akhirnya ikut latah dan begitu mudahnya menyebarkan berita hoax kepada pembaca, terlebih lagi kepada pembaca yang notabene masih pelajar. Hal itu bisa membahayakan, sebab bisa merusak reputasi guru jika ketahuan letak hoax-nya.

Bagaimana cara mengenali berita hoax? Berikut ciri-cirinya:

  • Sumber beritanya berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya. Tidak ada tautan ke sumber resmi. Berita tersebut dari situs yang tidak jelas siapa penanggung jawabnya, apakah perorangan, lembaga, atau lainnya. Atau dari situs yang tidak dapat dipastikan apakah memiliki kredibilitas/reputasi berita yang cukup baik.
  • Gambar, foto atau video yang dipakai merupakan rekayasa, atau bahkan tidak nyambung dengan beritanya. Misalnya, hasil editing dari sumber asli yang dibuat asal saja.
  • Menggunakan kalimat yang provokatif, sehingga mudah memengaruhi pembacanya.
  • Mengandung unsur politis dan SARA.
  • Jika kita menemukan berita dengan ciri-ciri tersebut, sebaiknya kita waspada. Sebab, merebaknya berita hoax bisa menyebabkan dampak negatif, di antaranya:
  • Merugikan suatu pihak
  • Judul yang provokatif dan isi berita yang tidak akurat  dapat menuai berbagai opini negatif, tentu opini negatif ini dapat merugikan pihak yang bersangkutan.
  • Memberikan reputasi buruk akan seseorang/sesuatu
  • Apabila berita tersebut tidak kita teliti dan langsung kita share dan seantero teman kita juga jadi ikut percaya, itu bisa jadi bahaya, sebab isi berita hoax yang merugikan tersebut bisa membuat image seseorang menjadi jelek sebagaimana kasus saya di atas, dan ketika sudah viral tidak akan ada yang mau bertanggung jawab.
  • Menyebarkan fitnah
  • Selain reputasi buruk yang terbentuk, fitnah pun bisa tercipta melalui berita hoax yang tersebar.
  • Menyebarkan informasi yang salah
  • Kita sebagai pendidik jangan langsung percaya dari judul yang terkesan menarik dan ilmiah. Coba kita cek dulu sumber dan keaslian sumber daripada berita tersebut. Jangan sampai kita malah jadi gagal informatif.
  • Dampak  hoax bisa saja lebih dari keempat dampak yang sudah disebutkan, hoax tidak semata mengenai reputasi pihak korban yang dijadikan hoax, namun banyak hal kompleks lainnya yang disebabkan oleh hoax.
  • Dengan dampak hoax yang demikian besarnya sebenarnya sudah ada langkah yang diambil oleh pihak Kominfo untuk mengurangi penyebaran hoax, selain melakukan pemblokiran pada situs yang diduga memiliki unsur negatif nantinya pihak Kominfo juga akan melakukan edukasi pada jurnalis dan masyarakat.
  • Selain dari pihak pemerintahan dibutuhkan lapisan lainnya untuk mengajak masyarakat lebih 'melek' terkait berita hoax, ikut bergerak mengedukasi masyarakat yang bergerak melalui sosial media, serta dibutuhkannya media yang konsisten untuk memberikan berita yang akurat.
  • Selain itu sebaiknya kita pun mengembangkan sikap-sikap berikut:

a. Jangan mudah percaya pemberitaan dari Internet.

Sebagai pendidik tentunya perlu untuk mengasah cara berpikir yang kritis. Terapkan itu saat menerima berita yang beredar di internet. Cek apakah ada sumber aslinya dan adakah tautan ke sumber resmi yang berhak menyebarluaskan berita tersebut. Misalnya beberapa tahun yang lalu pernah tersebar kabar tentang orang yang meninggal akibat flu burung. Lalu diberitakan betapa ganasnya virus tersebut dan sangat cepat meluas penyebarannya. Masyarakat jadi ketakutan. Semua yang dianggap unggas langsung dibasmi. Padahal sebaiknya cek dulu kebenaran berita itu dari sumber-sumber resmi, misalnya dari Kementerian Kesehatan.

Cek apakah foto atau gambar yang dimuat pernah beredar lebih dulu bersama berita lain. Anda dapat mengeceknya di Google Images. Cek konteksnya. Distorsi adalah taktik yang umum digunakan oleh situs yang dirancang untuk menyesatkan publik. Gambar, video dan potongan teks akan'dicincang', diputar dan dimasukkan ke dalam judul baru agar sesuai dengan narasi baru yang ditulis.

b. Jangan hanya percaya pada satu sumber.

Ketika kita menemukan berita penting, yang menurut kita layak disebarluaskan, tahan dulu keinginan untuk itu. Kembali lakukan pengecekan ke sumber-sumber yang lain yang dapat dipercaya, apakah memang benar begitu adanya. Biasakan untuk melakukan cross-check sebelum kita respon atau disebarkan.

c. Tetap berkepala dingin dan berpikir jernih.

Meskipun kita memiliki kecenderungan berpihak pada salah satu haluan politik tertentu, misalnya, tetaplah cool dan jangan mudah terhasut. Hampir semua hoax yang bermuatan politik, menggunakan bahasa yang provokatif. Jangankan berita hoax, bahkan kalau pun itu sebuah kebenaran, tetaplah untuk berkepala dingin dan berpikir jernih. Kesatuan dan persatuan bersama lebih penting dari sekedar memenangkan opini atau pendapat atau pandangan pribadi.

Selain hoax kita juga mengenal istilah misinformasi, yaitu orang yang memberi/menerima keterangan yang salah. Misinformasi berbeda dengan hoax. Kalau hoax sengaja disebarluaskan dan pembuatnya menyadari sepenuhnya bahwa berita tersebut palsu, sedangkan misinformasi -- keterangan yang salah -- adalah sebuah keterangan/berita dikeluarkan tanpa mengecek lebih dulu keakuratan datanya. Si penyebar berita ini tidak mengetahui atau lalai bahwa keterangan yang diberikannya tidak benar. Jadi dapat dikatakan bahwa tanpa faktor kesengajaan, dia menyebarkan berita yang salah.

Penyebaran hoax yang masif kemungkinan disebabkan oleh adanya 'penyakit' yang diderita masyarakat di era seperti sekarang, yaitu FoMO, Fear of Missing Out. Takut akan ketinggalan akan suatu hal, yang dalam hal ini tren berita, sehingga mendorong orang merespon cepat kabar yang ia terima begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun