Mohon tunggu...
Futicha Turisqoh
Futicha Turisqoh Mohon Tunggu... -

Seorang pemimpi kelas tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bisakah Mengubah Karakter?

27 April 2014   14:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan karakter bisa dirubah. Ada kisah, di Thailand tadinya tidak ada buah durian. Durian montong itu lebih besar dari durian-durian yang ada. Adanya durian montong karena ada budidaya. Disemaikan dulu, diberi pupuk, dan dipelihara dengan baik, sehingga ketika sudah berbuah menjadi durian yang enak.

Kurikulum berkarakter punya gambaran seperti itu. RPP dan lain-lain sudah ada skenarionya. Karakter bisa dirubah! Jangankan gen, yang lainpun bisa dirubah. Sebenarnya tidak hilang watak/karakter jelek itu, tapi yang ada: bagaimana cara memunculkan yang baik, agar yang jelek-jelek itu bisa hilang. Untuk itu perlu ada pembiasaan. Pembiasaan-pembiasaan buruk saaat kita kecil akan memunculkan sifat individual. Yakinkan, bahwa karakter anak itu bisa berubah. So, kuatkan pembiasaan! Seperti kebiasaan berdoa, bersedekah, sholat, ngaji, dan lain-lain.

2.      Disebutkan pada kisah seorang Johannes yang bisa mendidik seorang anak yang paling tidak bisa menjadi bisa hingga diikutkan pada olympiade dan berhasil memenangkannya, ini merupakan kisah yang menginspirasi kita, bahwa sebenarnya merubah seseorang dari gak bisa menjadi bisa, bisa kita lakukan. Pertanyaannya: adakah contoh lain dari kisah itu? Terutama kisah dari seorang muslim, bukan dari non muslim.

Jawaban:

Kisah muslim banyak, tapi mengambil kisah Johannnes yang non muslim karena kisah itu bisa menggugah kita untuk bisa merubah sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Seperti kisah Imam Juhairi yang anaknya disusui orang lain, padahal sudah ada pesan jangan menyusui anaknya selain ibu kandungnya sendiri. Maka setelah Beliau mengetahuinya, dengan spontan beliau membersihkan perut anaknya dengan cara memuntahkannya, yang akhirnya setelah besar anak tersebutpun menjadi imam.

3.      Dari kisah-kisah yang ada, seperti adanya tawuran, pecandu narkoba, remaja yang merokok, yang mengindikasi orangtua yang tidak berhasil mendidik anak. Lalu, bagaimana dengan fenomena-fenomena yang ada, dimana orangtua atau lingkungan keluarga sudah mendidik sedemikian rupa, namun si anak ternyata hanya manis di depan orangtua, sementara di belakang orangtua sikapnya berandalan atau tidak mencerminkan anak yang sholih. Jadi kesimpulannya, perilaku negatif anak tidak mutlak kesalahan orangtua/keluarga, tapi bisa juga dari faktor lingkungan, bisa dari lingkungan sekolah, atau bisa juga dari pergaulan di lingkungan luar sekolah. Apa solusinya, supaya anak bisa terdidik dengan baik, meskipun di lingkungannnya tidak kondusif?

Jawaban:

Islam memerintahkan kita untuk pandai memilih teman. Ketika anak di rumah atau di sekolah, pastikan anak berteman dengan siapa, supaya kita sebagai orangtua tidak kecolongan.

4.      Sebagai seorang pendidik PAUD, adakah trik-trik jitu untuk merubah karakter anak menjadi baik, seperti anak yang masih manja menjadi mandiri, yang masih suka berantem menjadi anak baik, anak yang malas menjadi rajin? Sebab, kadang kita sebagai guru sudah berusaha merubahnya meski mungkin belum maksimal, tapi si anak masih saja pada karakter awal, kalaupun berubah, hanya seberapa persen saja.

Jawaban:

Intinya adalah: kesabaran. Pupuk kesabaran mendidik anak lebih tinggi lagi. ^_^

13985594801819871428
13985594801819871428

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun