Mohon tunggu...
Futicha Turisqoh
Futicha Turisqoh Mohon Tunggu... -

Seorang pemimpi kelas tinggi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kepala Pecah Gara-Gara Pakai Kaos No 1

7 Juli 2014   14:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:10 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saya melihat sebuah foto lewat di beranda facebookku. Menurutku ini menarik untuk dishare, maka seketika itu juga saya share ke wall-ku beserta statusnya. Saya hanya memperhartikan foto itu, sama sekali tidak memperhatikan nama orang yang upload foto itu. Jadi saya tenang-tenang saja. Saya lupa, bahwa itu termasuk berita, meski cuma foto dan status. Saya tidak berpikir, bahwa bisa saja itu ulah orang iseng yang sedang bikin berita heboh atau pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin memanas-manasi para pendukung Jokowi-JK. Saya percaya saja dengan bunyi status orang itu: “Insiden pemukulan ibu2 oleh para pendukung jokowi hingga pecah kepala di Depok lantaran hanya pakai kaos No.1” dan melampirkan fotonya yang menurutku sangat mengenaskan.

Sore harinya, saya kaget sekali, sebab banyak orang yang mengirim pesan via inbox FB-ku, menanyakan kebenaran dari berita pemukulan ibu-ibu hingga kepala pecah. Mereka membaca postingan statusku dari sosmed seperti kaskus, fb, dan lain-lain yang dilengkapi dengan gambar seorang ibu yang babak belur.

1404694194780656369
1404694194780656369

Saya pun langsung ingat foto yang sudah ku-share tadi siang. Waduh, kok aku gak nanya dulu ya sama orang yang nge-share foto itu? Kok langsung ku-share begitu saja, padahal gak ada link yang menjelaskan tentang kebenaran dari foto itu…pikirku. Bodohnya lagi, saya lupa nama orang yang telah upload foto itu hingga nongol di berandaku. Karena saya tidak tahu kebenarannya, saya jawab saja pada mereka yang menanyakan hal itu via inbox: “Maaf, saya khilaf. Saya dapat nge-share dari teman yang posting status itu beserta fotonya yang kebetulan lewat di berandaku”. Sebagian memaklumi dan mengingatkanku untuk hati-hati, karena itu bisa jadi fitnah. Dan benar juga, fitnahpun menyebar. Hampir tiap hari saya disuguhi gambar-gambar seperti ini:

14047454242011455429
14047454242011455429

Saya pun jadi semakin panik, karena pesan-pesan di inbox jadi makin beruntun hingga aku hampir tak sanggup untuk membalasnya saking banyaknya. Apalagi ada yang menyebutkan bahwa foto itu bukan pemukulan yang dilakukan pendukung Jokowi, tapi korban kecelakaan lalu lintas. Jelas saya kaget. Kok tega ya, ada orang yang upload foto seenaknya dengan status seenaknya juga. Duh, cerobohnya aku, nge-share foto tanpa dicek dulu kebenarannya. Sempat stress  juga, akibat keteledoranku itu. Ditambah lagi komentar-komentar negatif mereka yang benci pada pasangan capres cawapres Prabowo – Hatta. Yang responnya baik membuatku tenang, tapi yang responnya negatif dan mengancam membuatku gelisah juga. Di satu sisi saya merasa berdosa, karena telah menyebarkan berita tanpa fakta yang jelas. Di sisi lain saya ingin marah, karena komentar-komentar mereka yang memojokkanku dengan menyebutku tukang fitnah dan kata-kata kotor lainnya, padahal sumber foto itu bukan dari saya. Mereka yang mendukung pasangan Jokowi-JK benar-benar marah besar, hingga mengancamku dan menuduhku yang bukan-bukan. Astaghfirullah Al-Adzim…. Kenapa jadi begini??

Karena saya sadar itu berita bohong, apalagi ada lagi yang mengatakan kalau foto itu korban perampokan, bukan korban kecelakaan lalu lintas, bahkan ada yang bertanya, apa betul saya habis dianiaya dan digebuki pendukung Jokowi hingga babak belur? Loh kok?? Kenapa jadi simpang siur begini beritanya? Akhirnya kuhapus saja foto itu, daripada nanti jadi masalah, apalagi yang nge-share juga semakin banyak. Tapi sayang, dari hasil share berantai itulah berita fitnah pun beredar dengan dahsyatnya di social media, hingga di mana-mana terpampang foto dan statusku, Sudah terlanjur, meski telah kupahus, orang-orang yang ingin menjatuhkan masing-masing capres dan cawapres pun telah berhasil membuat berita dari foto  dan statusku itu. Sementara sumbernya yang telah upload foto tenang-tenang saja, bahkan hingga kini pun tidak sedikitpun menjelaskan kebenaran dari foto itu ke saya, seolah ia membiarkan saya yang telah menyebarkannya dan dicerca banyak orang. Lengkap sudah, membuatku makin tak mengerti. Berbagai praduga pun mulai menggangguku. Tapi, yang tak habis pikir, kok mereka yang bikin berita bisa tahu kalau foto itu bukan pemukulan terhadap seorang ibu, tapi korban kecelakaan/perampokan? Saya jadi tidak mengerti. Apakah ini rekayasa yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan saya karena saya dari PKS dan mendukung Prabowo-Hatta, ataukah ada pihak yang sengaja ingin mengeruhkan suasana menjelang pilpres 9 Juli mendatang?? Dan herannya lagi, kenapa cuma saya yang diserang, padahal yang nge-share foto itu bukan cuma saya saja. Dan jika saya mendapatkannya juga dari orang lain, seharusnya orang sebelumku juga disalahkan ....  Tapi, bagaimanapun juga itu sudah terjadi, dan saya harus menelan pahit resiko yang harus dihadapi. Kepada yang merasa dirugikan akibat keteledoranku, terutama pada pihak keluarga korban yang ada dalam foto itu, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun