Tahun 1952 NU keluar dari Masyumi dan itulah perpecahan politIk Islam Pertama semenjak pasca kemerdekaan. Namun garis perjuangan masyumi tetaplah konsisten, hingga sampai dibubarkan pada tahun 1960.
Tokoh Masyumi sperti MOhammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka, Yunan Nasution dll ditangkap tanpa diadili oleh Rezim Orde Lama dibawah demokrasi termpimpin.
Setelah tragedi berdarah tahun 1965, tokoh-tokoh Islam yang dari Masyumi dibebaskan. Pada saat itu mereka melihat kesempatan untuk menghidupkan kembali Masyumi dan merehabilitasi Nama Masyumi.
Namun pemerintah Orde Baru yang berjalan mulai tahun 1967 tidak memberikan kesempatan bagi partai Masyumi untuk mengambil perannya lagi dalam politik. Alasanya karena mereka terlibat PRRI Permesta. Sementara tokohnya dibebaskan dan direhabilitasi, partainya tidak.
Dalam kondisi politik yang demikian ada keinginan untuk membentuk partai baru, yaitu Partai Mislimin Indonesia (PARMUSI). Namun Soeharto tidak mengijinkan Parmusi dipimpin oleh orang-orang Masyumi, seperti Mohammad Roem dll.
Karena merasa telah dipotong dari panggung politik, akhirnya keluarga besar Masyumi mengambil lamhkaj dakwah secara sosial, dan menyebut diri mereka sebagai Keluarga Besar Bulan Bintang. Keluarga besar bulan bintang ini hidup dalam tekanan rezim orde baru yang sangat panjang selama 32 tahun.
Dalam waktu itulah tokoh-tokoh besar Keluarga Bulan Bintang mendidik anak2 muda, seperti Nurcholis Madjid, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, A.M. Fatwa dan banyak lagi tokoh-tokoh lain.
Didikan dari tokoh dan Keluarga Besar Bulan Bintang ini membuahkan hasil dan terbentuklah pribadi yang cerdas dan revolusioner.
Mereka inilah yang menggerakkan Reformasi dan menjadi bagian inti dari reformasi itu. Setelah reformasi, keluarga Besar Bulan Bintang yang masih hidup mengharapkan kader-kader muda ini melanjutkan peejuangan politik Masyumi dulu.
Akhirnya mereka mendirikan partai Bulan Bintang sebagai kelahiran kedua Masyumi. Dari sinilah cikal bakal Bulan Bintang itu.
Wallahualam bis shawab