Mohon tunggu...
Furqan Jurdi
Furqan Jurdi Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca, pendengar dan penulis

Sampaikanlah keyakinanmu meskipun tidak disukai semua orang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Perjuangan Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab

23 Februari 2018   01:27 Diperbarui: 23 Februari 2018   02:00 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya selalu tertarik dengan satu ayat dalam sebuah surah yang akan menjadi bagian penting untuk menentukan jalan perjuangan kita ummat Islam.

Yaitu Surah Al-Fath ayat 29. Tegas dan jelas Allah menggambarkan ciri dan karakter ummat Islam. Seperti apakah ummat Muhammad itu sesungguhnya?

Maka berfirman Allah SWT "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. 

Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Sungguh sifat mereka lebih penting menyenangkan Tuhan mereka, sebagai "penanam" yang menanam mereka. Mereka tidak hidup seolah-olah dan berbicara seakan-akan, untuk memungut pujian-pujian manusia, pura-pura bersikap "moderat" hanya karena untuk mencari simpati manusia.

Orang Mukmin adalah Mereka yang tegas dan keras kepada mereka yang kafir. Yang dimaksud Kafir dalam terminologi Islam adalah menolak ajaraN Islam, atau bisa juga menghalangi diri dari beramal Islam, dan atau juga menghalangi manusia dalam ber-Islam.

Ciri-ciri mereka adalah selalu sinis kepada mereka yang berbicara agama, selalu bersikap islamophobia terhadap semua prinsip dan ajaran hidup Islam. Phobia Islam mewabah sedemikian cepat dan membuat ummat berhadapan dengan rasa tidak percaya diri.

Ditengah trauma tentang agama, menterorismekan agama, mencurigai agama, khususnya Islam, muncullah seorang Ulama yang sangat berani menantang segala resiko besar itu dengan sukarela.

Ia adalah Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, seorang ulama yang sudah "babak belur" dihajar dengan isu miring, dipenjara beberapa kali, dan difitnah sebagai ulama radikal. Yang lebih keji lagi ia dituduh sebagai pemecah belah ummat dan bangsa.

Langkah-langkahnya dicurigai, sikapnya ditentang, bukan hanya datang dari luar, tantangan itu juga datang dari dalam penganut Islam sendiri.

Memang kata-katanya keras, tapi cocok dengan realitas. menyentuh hati yang keras dan realitas yang keras. Menariknya suara keras lantang seperti ini pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Yaitu dimasa awal kenabian, ketika saat itu ummat Islam masih sangat sedikit dan berada dalam posisi yang lemah. Ketika pada waktu itu ummat masih sangat ketakutan karena disiksa dan diintimidasi.

Mengutip Fazlurrahman penulis Pakistan yang tersohor pernah menulis dalam bukunya "Islam" mengatakan, bahwa ayat Al-Quran turun pada masa-masa kekhawatiran itu, suaranya seperti ledakan Vulkanik, menyentuh relung jiwa, keras, menyertai semangat kenabian.

Untuk dapat sampai menyentuh kepada hati yang beku, jiwa yang lesu, semangat yang luruh dan kehidupan yang jumud memang perlu dengan sentuhan keras dan suara yang menggelagar. Apalagi zaman ini suara lemah lembut dianggap sebagai sikap pengecut dan ramah dianggap sebagai kelemahan.

Geliat Habib Rizieq dalam pergerakan Nahi mungkar memberi kesan bahwa itulah sisa keberanian yang terbuka dari ummat Islam indonesia.

Sebelum aksi bela Islam 411, Habib Rizieq hanya menjadi bahan candaan dan tawaan. Orang membicarakannya seperti orang lagi menertawakan orang gila. Beberapa kali aksi FPI di depan Istana, dengan massa yang besar, berapa kali protesnya mereka terhadap kebijakan Ahok yang sangat tidak manusiawi ditertawakan dan dianggap sebagai ulama pencari "ghonimah" politik.

Tidak pernah diliput di media, kalau diliput merekapun dipojokkan oleh komentator diacara televisi. Habib Rizieq menjadi bahan candaan oleh semua orang, muda maupun tua.

Di tengah caci maki, ledekan dan tawaan yang riuh itu, Allah membuka tabir dibalik semua itu.

Ahok akhirnya menghina Al-Maidah 51, sebagai momentum bagi Habib Rizieq dan campuran tangan Tuhan untuk membuktikan bahwa kebenaran yang ditertawakan sepanjang perjuangannya akan menang.

411 adalah aksi yang mengalahkan aksi tahun 1998, dan gerakan-gerakan lain yang pernah ada sebelumnya. 411 telah membuka mata ummat Islam bahwa mereka menertWakan diri mereka sendiri, mereka menertawakan kebenaran Islam.

Hari-hari setelah itu, fitnah berjalan secRa radikal, semua bentuk binatang dipasangkan ke Habib Rizieq. Ia tidak melaporkan orang yang berlaku demikian, ia terus melangkah.

Sampailah ummAt Islam pada Jumat Akbar 212 dimana ada jutaan ummat berkumpul di Monas dan Habib Rizieq menjadi khatib. Kesempatan itulah Habib Rizieq menyampaikan secara komprehensif tentang kaidah kehidupan ummat Islam sehingga mencapai ketakwaan.

Fitnah terus mentsunami, menerpa Al-Habib, tapi Allah sudah berkendak, sekuat apapun makar manusia, ataupun makar syetan, maka makar yang paling dahsyat adalah milik Allah SWT.

Sekarang kita bisa melihat bersatunya emosi dalam satu jamaah Islam yang hakiki, beraninya ummat Islam untuk berbicara tentang pentingnya kaidah Islam dalam kehidupan ummat Islam, dan para ulama menyatu dalam satu dengungan Islam.

Sekarang ulama dan ummat sudah menyadari secara kolektif dan komprehensif tentang pentingnya Islam. Kalau sebelumnya politik Islam hanya dibicarakan diseminar politik Islam, dibahas dalam buku politik Islam, sekarang, setelah ummat bersatu mereka sudah dengan bangga Berbicara tentang politik Islam.

Phobia tentang politik Islam telah selesai, Habib Rizieq bersama para ulama lainnya dan cendekiawan Islam telah menyadarkan ummat Islam untuk mulai menggerakkan politik Islam.

Kini tumbuh tunas-tunas baru, kokoh dan tidak mampu digoyah, bahkan satu persatu kemenangan sudah mulai diraih. Sekarang persatuan ummat semakin solid, dan Allah telah memberikan kepada kita ulama yang dibenci umara yang zalim dan orang-orang munafik.

Dan Allah telah menunjukkan kebenaran kepada kita semua.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....

Penulis: Furqan Jurdi (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Presidium Nasional Jaringan Islam Nusantara (JIN)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun