Mohon tunggu...
Furqan Jurdi
Furqan Jurdi Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca, pendengar dan penulis

Sampaikanlah keyakinanmu meskipun tidak disukai semua orang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menimbang Fahri Hamzah dalam Pilpres 2019

13 Januari 2018   01:47 Diperbarui: 13 Januari 2018   02:36 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://facebook.comOleh Furqan Jurdi*

Konstalasi politik 2019 akan mulai memanas selesai tahun baru 2018 ini, dan partai politik serta bakal calon presiden akan mulai bergerilya untuk mencari simpati masyarakat agar bisa memenangkan pertarungan politik tahun 2019 mendatang.

Berbagai strategi akan dimainkan oleh mereka yang berniat untuk berkompotisi. Tinggal bagaimana rakyat memilah mana yang palsu dan mana yang benar-benar bekerja untuk bangsa dan negara. Dengan tulisan ini saya mengajak masyarakat indonesia, lebih khusus lagi ummat Islam Indonesia untuk benar-benar melihat dengan teliti terhadap pribadi kontestan yang akan maju di pilpres 2019 nanti. Jangan sampai mudah ditipu dengan pencitraan, selvie diberbagai kampung, dan pidato-pidato politik yang hanya sekedar mencari simpati public, rakyat harus betul-betul melihat dengan terbuka siapa yang pantas dan tidak pantas.

Karena dunia pencitraan yang dimainkan lewat media sosial hanyalah virtualitas yang kadangkala menipu. Meskipun itu adalah kenyataan, namun lebih banyak menipu ketika dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu. 

Ada sosok yang menggambarkan diri dengan kesalehan virtual, ada sosok yang benar-benar beriman sekaligus negarawan, meskipun itu dalam dunia maya dan lebih lebih keimanan mereka di dunia nyata. Ada sosok yang benar-benar berjuang, ada pula yang pura-pura berjuang. Dan kepura-puraan serta Kebohongandalam dunia maya, akan dilegitimasi oleh akun-akun siluman yang menyebarkan itu dengan gaji besar.

Tapi kali ini kita akan membicarakan sosok yang pantas untuk kaum muda dan ummat Islam. Seperti apakah Dia itu? 

Bagi generasi muda atau lebih tepatnya aktivis, pemimpin itu adalah mereka yang bicara secara lantang, terus terang, berani dan mampu menyuarakan segala keresahannya kemudian mengubahnya. Bagi kaum muda pemimpin seperti ini adalah harapan mereka, representasi dari jiwa dan semangat mereka.

Segang pemimpin bagi ummat Islam, adalah adalah orang Islam sendiri, yakni yang mengakui Allah Swt sebagai Tuhan yang Maha Esa dan mengakui bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah Swt. Itu yang paling utama, sebagaimana yang disebutkan dalam surah al-Maidah ayat 51.

Kenapa harus pemimpin itu bagi ummat Islam harus orang Islam? Karena ketika orang Islam yang memimpin maka akan mudah bagi ummat Islam untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam transformasi kehidupan sosial ummat. Hal ini penting karena dalam agama Islam, kehidupan sehari-hari (hablum min an-nas) dalam konteks kehidupan negara tidak bisa dipisahkan dari ketaatan kepada Allah. Pemimpin yang taat kepada Allah adalah pemimpin yang takut akan berbuat kedzaliman. Karena dihadapan Allah pemimpin yang beriman akan selalu memikirkan tanggunjawab sosialnya dan itu akan diprsentasikan lewat buku amalnya nanti, yang akan menentukan ia akan ke neraka atau surga.

Dalam al-Quran, kedzaliman itu adalah musuh yang nyata bagi orang yang beriman. Memaksakan orang lain pada kehendaknya tidak bisa dibenarkan oleh Islam, termasuk memaksakan orang untuk memeluk Islam, adalah merupakan bentuk kejahatan dalam Islam. Banyak ayat al-Quran yang mengakui perbedaan itu, seperti al-Hujurat ayat 13. 

Lalu dalam Surah Yunus ayat 99 Allah mengajukan ayat dialektik kepada kaum muslimin dengan berfirman "Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?". dalam Surah al-Baqarah 256 Allah berfirman pula 'Tidak ada paksaan dalam beragama'. Dalam surah Al-Qafirun Allah mengunci pemaksaan itu, "untukmu agamamu dan untukku agamaku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun