Kali pertama merupakan awal yang baru, awal dimana mental kita dilatih, awal dimana perubahan sikap kita menjadi lebih baik lagi, awal dimana kita bertemu dengan orang-orang asing, dan awal dimana kita jauh dari orang-orang yang kita sayangi (orangtua, kakak, adik, keluargga, teman dan lingkungan disekitar kita). Ini adalah awal dari kehidupan yang sedang dijalaninya, sebut saja nama lian.
Baru pertama kalinya dia jauh dari keluargga, merantau ke malang hanya untuk mencari ilmu dan alhamdulillah dia diterima di salah satu universitas negeri di malang yang dimana mewajibkan para mahasiswa dan mahasiswi untuk mondok setahun di msaa (mahad sunan ampe al-ali). Seiring berjalannya waktu, akhirnya dia memutuskan untuk kuliah di kampus tersebut dan mengikuti kewajiban untuk mondok.
Hari pertama masuk pondok, dia sangat gerogi, karena merasa susah untuk berkomunikasi dengan yang lainnya dan bingung apa yang akan di lakukannya selama dipondok?. Groginya sedikit hilang ketika melihat kakaknya tersenyum, menyemangatinya dan mengantarnya sampai ke dalam pondok.
Di dalam pikiran seorang kakak sangat sedih melepaskan adeknya tapi untuk mencari sesuatu yang berharga dan mendapatkan apa yang diinginkan pasti akan memberikan yang terbaik untuk adeknya nanti.Â
Dengan iklas si kakak mencoba menahan kesedihan ini. "selamat berjuang adeku tersayang semoga berhasil, kakakmu selalu mendukungmu, jangan pernah pata semangat, insya allah kamu bisa"
Walaupun si kakak terus memberikan semangat, tetapi pikiran khawatir semakin menguasainya.
Hari demi hari berlalu, dan tiba saatnya si adik pulang. Si adik pulang dengan wajah bahagia. Si kakak bingung. Ada apa ini?
Si adik mulai bercerita semua aktifitasnya selama di pondok. Semua ceritanya tentang suka duka
Ketika bangun pagi jam 03;00 terus sholat shubuh terus dilanjutin dengan belajar (ta'alim quran/ ta'alim afkar), berantrian mandi ini paling lucu dan paling buat ngesalin, kuliah (reguler), belajar bahasa arab dan waktu istirahatnya sangat sedikit. Tidak hanya aktifitas ini saja tapi banyak aktifitas yang lain yang membuatnya setiap hari pasti merasa pegal dan capeh.
Mendengar cerita si adik si kakak hanya tersenyum bahagia dan merasa legah, karena si adik merasa betah dan sangat senang tinggal dipondok.
Ucapan alhamdululillah terasa ringan di mulut ini.
Setiap hari si adik selalu menceritakan hal-hal mondoknya, sampai-sampai si kakak ditegurnya dan dipaksanya agar mendengarkan ceritanya,
si kakak hanya tersenyum dan menyuruh si adik untuk melanjutkan. Tidak ada satu hari tampa ceritanya si adik di pondok
Hehehheheh semangat pondok adik ku sayang. Semoga ilmunya barokah. Amin
Bagi kalian yang memiliki adik, dengarkanlah cerita mereka, karena pada saat itu mereka sangat merasa dihargai dan disemangati walaupun kalian tidak memberikan mereka kata semangat, tetapi dengan mendengar ceritanya, itu sudah menjadi penyemanagt buat mereka. Dan saya sudah mencobanya semoga kalian yang kurang berkomunikasi dengan si adik, gunakan strategi mendengarkan semua cerita mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H