Mohon tunggu...
Ulika
Ulika Mohon Tunggu... Lainnya - Goresan Pena

Goresan Pena

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian

9 Mei 2022   12:01 Diperbarui: 9 Mei 2022   13:20 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba batuk nenek tak terdengar
Jendela dan pintu
Mulai rapat terkunci

Saat semua berganti tangisan
Penyesalan
Di depan tubuh nenek yang terbujur kaku

Nenek kini pergi
Membawa kisah
Dalam kesendiriannya

Saat maut menjemput, sendiri
Tak ada seorang pun menemani
Terputus semua dengan dunia

Jendela dan pintu
Rapat terkunci
Sepi sunyi menjadi saksi kepergian

Doa terpanjat, seiring kepergian
Sesungguhnya semua dari-Nya
Akan kembali pada-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun