Perkembangan politik jelang pemilu 2024 mendatang selalu menarik untuk dilirik dan ditelaah. Terutama masing-masing partai mulai menunjukkan strategi dan langkahnya secara publik.
Perkembangan politik tentu menjadi sarat bagaimana poros politik di masa depan terlihat. Terutama pada kontestasi pemilu.
Wacana tersebut semakin mengemuka pasca pertemuan 5 ketua umum partai politik dengan Presiden Joko Widodo. Partai tersebut antara lain Prabowo Subianto (Gerindra), Zulkifli Hasan (Partai Amanat Nasional), Mardiono (PPP), Airlangga Hartarto (Golkar), dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku sudah ada kesepakatan soal wacana koalisi besar untuk menggabungkan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Pemilu 2024.
Pertemuan tersebut tentu memiliki frekuensi koalisi dan perkembangan politik nantinya. Jika hal tersebut menjadi koalisi besar, maka yang menjadi peluang besar bagi Prabowo Subianto sebagai penentu porosnya.
Tentu secara elektabilitas dan partai yang cukup besar, Menhan Prabowo memiliki porsi besar dan peringkat di atas dibandingkan ketua umum partai lainnya.
Termasuk, deklarasi semakin banyak dan besar yang mengemuka di setiap daerah serta hasil dari berbagai lembaga survei mengkerucut Prabowo Subianto yang paling layak untuk menjadi Capres 2024.
Tinggal menunggu waktu bagi partai lain, termasuk PDI-P harus memberikan respon. Perebutan suara dari Puan Maharani dan Ganjar Pranowo membuat partai banteng ini justru stagnan.
Bukan tidak mungkin, partai PDI-P dengan kekuatan terbesar saat ini  justru akan menjadi pengikut jika terlalu berlarut dan menunggu pergerakan yang sudah didahului lawannya.
Sedangkan Anies Baswedan dari besutan Nasdem, harus berpikir keras dan mengatur strategi besar. Khususnya kasus yang menerpa Nasdem lewat mantan Menpora Johnny G Plate terkait dugaan korupsi BTS Bakti menggerus kepercayaan masyarakat.
Ditambah, kasus korupsi merupakan kasus yang menjadi kunci apakah masyarakat akan mendukung atau justru menjadi suara kontra. Karena rakyat sudah jengah dengna pemimpin korup dan mendambakan kemakmuran lewat pemimpin yan adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H