Mengingat teknologi dunia tumbuh dan memasuki era elektrifikasi, Indonesia harus merefleksikan kembali perjalanan industri penerbangan.
Hal tersebut dilihat dari berbagai maskapai harus gulung tikar dampak dari kurangnya potensi berkembang perusahaan dengan berbagai kondisi. Terutama dampak virus-19 secara global memvakumkan penerbangan.
Bahkan, Garuda Indonesia sebagai perusahaan plat merah harus menjadi perhatian lebih akibat rugi dan dihadapkan dengan efisiensi besar-besaran.
Terlepas dari kondisi yang mulai merangkak naik, Boeing, perusahaan global semakin serius dengan niatnya berbisnis di Indonesia.
Pertama kalinya dari langkah tersebut, Boeing mengumumkan Country Managing Director untuk Indonesia sebagai langkah setelah kantor Boeing dibuka pada tahun 2021.
Alexander Feldman sebagai President of Boeing Southeast Asia dalam lansiran Kompas mengatakan bahwa Indonesia dengan eknomi terbesar di Asia Tenggara dan akan menjadi pasar penerbangan keempat terbesar di dunia.
Hal ini menjadi penting menurutnya dari Boeing. Â "Kami gembira dengan adanya Zaid untuk memimpin operasi Boeing di Indonesia dan meningkatkan hubungan kami selama 73 tahun di negara ini," papar Alexander.
Penulis mengatami, Boeing dan Indonesia punya histori yang cukup dekat dengan masa lampau. PT Dirgantara Indonesia telah didatangkan tenaga ahli pada masa BJ Habibie menjadi Menristek dan Presiden.
Mereka membantu mentransfer pengetahuan tentang manajemen industri pesawat terbang. Apakah dengna hadirnya Boeing dalam industri nasional akan menambah value dan peningkatan dalam industri udara?
Inilah yang perlu disambut baik oleh pemerintah, tentu dengan mengkalkulasi apa saja indikator yang perlu disupport dan perlu diawasi sebagai penggerak roda negara.
Semoga saja, dengan Boeing hadir menambah langkah untuk memajukan industri dirgantara di Indonesia.