Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Sesar Cimandiri yang Berdampak Gempa di Cianjur 5,6 Magnitude

25 November 2022   00:37 Diperbarui: 25 November 2022   00:41 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia tengah berduka akibat musibah gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat dengan magnitude (M) 5,6 yang menelan banyak korban jiwa.

Bedasarkan data yang dihimpun, total korban sebanyak 271 jiwa meninggal dunia dan masih berkisar 40 orang yang belum ditemukan.

Kepala BMKG mengungkapkan bahwa penyebab gempa bumi yang terjadi di Cianjur merupakan dampak dari pergerakan Sesar Cimandiri.

Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergerakan naik berupa geseran naik turun.

Sesar Cimandiri yang paling berperan terhadap sebaran batuan berumur Paleogen di permukaan. Paleogen sendiri artinya periode dalam skala waktu geologi yang merupakan ronde pertama dari era Kenozonikum dan berlanjut 42 juta tahun, selang 65l23 juta tahun yang lalu.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, BMKG Daryono dalam akun Twitter-nya @daryonobmkg mencuitkan pada Selasa (22/11/2022) lalu, "Gempa Sukabumi-Cianjur Mag.5,6 merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem Sesar Cimandiri".

BMKG membagi Sesar Cimandiri menjadi 3 segmen, yakni Segmen Cimandiri, Nyalindung-Cibeber dan Rajamandala.

Hasil monitoring sistem di Nasional Tsunami Warning Center (NTWC) BMKG menunjukkan bahwa parameter gempa Cianjur dapat disebarluaskan dengan sangat cepat dalam waktu 1 menit lebih 18 detik.

Menurut Daryono, dampak gempa Mag. 5,6 sangat merusak di Sukabumi & Cianjur diakibatkan:

1. Kedalaman gempa yang dangkal.
2. Struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa.
3. Lokasi permukiman berada pada tanah lunak (local site effect-efek tapak) dan perbukitan (efek topografi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun