Pertandingan antara Jerman melawan Jepang menarik perhatian, ketika para pemain jerman melakukan aksi menutup mulut saat sesi foto tim sebelum pertandingan. Aksi tersebut diketahui sebagai bentuk protes tim nasional Jerman terhadap larangan FIFA menggunakan ban kapten pelangi.
Diketahui sebelumnya, Jerman, Inggirs, dan beberapa peserta Piala Dunia 2022 yang terbiasa menggunakan ban kapten bertuliskan One Love sebagai bentuk dukungan keberagaman dan dukungan kepada LGBT.
Melalui akun Twitternya, tim Jerman menunjukan alasan aksinya tersebut. "ini bukan tentang membuat pernyataan politik -- hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap tidak demikian. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami."
Menurut tim nasional jerman, penolakan ban kapten sebagai bentuk penolakan terhadap suara yang mereka perjuangkan untuk keberagaman dan saling menghormati.
"Menolak ban kapten sama dengan menolak suara kami. Kami berdiri di posisi kami. Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai nilai yang kami pegang di tim nasional Jerman : keberagaman dan saling menghormati. Bersama dengan negara lain, kami ingin suara kami didengar."
Pelarangan penggunaan ban kapten yang bernuansa LGBT di Piala Dunia Qatar berbuntut panjang, asosiasi sepak bola Jerman akan membawa FIFA ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Direktur Media DFB Steffen Simon menjelaskan mereka sedang menjajaki posisi hukum terkait hal tersebut.
"FIFA melarang kami menggunakan simbol keragaman dan hak asasi manusia."
"Mereka menggabungkan ini dengan ancaman besar sanksi olahraga tanpa menyebutkannya."
"DFB sedang memeriksa apakah tindakan FIFA ini legal." Tambah Simon
Pertandingan tersebut bukan hanya aksi tutup mulut yang dilakukan tim nasional Jerman yang menjadi kejutan, kekalahan Jerman dari tim Jepang dengan skor 1:2 juga diluar prediksi banyak pihak.