Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jalan Terjal Sepanjang Hidup Abdi Negara Seorang Prabowo

13 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 13 Oktober 2022   11:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Prabowo Subianto tentu familiar oleh masyarakat Indonesia dari berbagai generasi. Terlahir dari kalangan priyayi, karir melejit di militer, beralih menjadi pengusaha hingga seorang ketua dari partai yang didirikannya.

Tentu artikel ini akan dilihat sejauh mana tulisannya mengalir (Wah dianggap timses) di tengah panasnya gejolak partai politik memilih calon pemimpin yang akan diusungnya.

Berkaca pada usia penulis yang masih muda, di tengah riuhnya konflik politik, ketidakstabilan ekonomi, beratnya merangkak normal setelah pandemi bisa dibilang penulis ingin mengangkat tema positif, membangkitkan gairah apresiasi ketimbang ikut frasa "tidak peduli siapa"

Politik kerap kali dianggap sebagai tempat kotor untuk mendapatkan kekuasaan dengan cara apapun. Meskipun, politik hanyalah alat yang digunakan layaknya pisau tajam yang dapat dimanfaatkan untuk hal positif ataupun negatif.

Mari kita melihat sisi Prabowo, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sepanjang perjalanan hidupnya, perjalanan Prabowo bisa dibilang cukup terjal dalam mengabdi negeri. Terlepas sejarah keluarganya yang memang berkontribusi besar untuk Indonesia.

Mengawali karir selepas lulus Akademi Militer di Magelang pada tahun 1974 menjadi letnan dua, seorang komandan operasi termuda dalam memimpin operasi Tim Nanggala di Timor-Timur, bahkan melejit menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

Perjalanan tersebut terhenti setelah Presiden Habibie menggantikan posisi militernya dengan Jenderal Johny Lumintang. Berbagai masalah dan tudingan yang harus ia hadapi saat reformasi 1998.

Setelah menghadapi berbagai persoalan, Ia mengubah haluan menjadi seorang pengusaha. Memulai dari pembelian Kiani Kertas, kini memiliki portofolio pernah memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan luar negeri.

Pengusaha namun tetap aktif menjadi aktivis. Ia mulai gerakan dari bawah dengan mendirikan beberapa organisasi masyarakat, seperti Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia, Asosiasi Pencak Silat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun