Mohon tunggu...
Mad Fadhol
Mad Fadhol Mohon Tunggu... -

Hanya ingin menyalurkan pemikiran lewat tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadisku

28 Februari 2012   14:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi gadis manis diujung gang sempit, menuju rumahku yang halamannya becek.

Gadis manis berkerudung tipis apakah kau masih tetap memakai atasan yang kebesaran dengan rok kuno yang terlihat kedodoran??

Gadis manis berlesung pipit,apakah kau masih gadis yang sama yang selalu kupuja ditiap malamku?

Gadis manis bermake up tipis apakah kau masih selalu tertunduk malu kala laki2 sebayamu mencoba mendekatimu?

Wahai gadis manis rinduku...

Masih kuingat matamu yang berkaca – kaca saat aku ucapkan kalimat perpisahan.

Masih terus terekam diingatanku caramu meyakinkanku tentang ganas nya ibukota dan jahatnya penghuni gedung-gedung megah itu, tak hanya itu katamu, kamu bahkan takut aku dilukai mereka yang sedang menggigil dibawah jembatan beton.

Kamu khawatir laki-laki mu yang pemalu ini akan bernasib sama tinggal bersama mereka yang ada dikotak-kotak kardus dipinggir kali.

Tapi gadisku ....

Lihatlah aku sekarang !!!

lihatlah sekali lagi laki-laki mu ini , aku kini sudah beranjak dewasa.

Aku kini sudah mulai tumbuh besar meski mungkin aku belum terlalu mapan.

Tapi aku kini seorang pekerja kantoran, luar biasa bukan. Pekerja dengan seragam seperti permintaan bapakmu 3 tahun yang lalu.

Laki-laki yang dalam bahasa ibumu “bertanggung jawab”Aku kini telah menjadi sesosok itu.....

Gadis manis pujaan hatiku

Tak sabar aku melihat bibirmu yang tesenyum saat melihatku

Aaaarrghhh rasanya aku tak sabar lagi menginjakkan kakiku diteras rumahmu

Dan melihatmu menangis menumpahkan rindumu yang bertumpuk padaku

Gadisku

Kenapa lama sekali kau tak muncul .

Kupikir rindumu yang terlalu dalam membuatmu ingin berlari untuk mendekapku

Bahkan aku kini mulai rindu suara bapak dan ibu mu yang selalu mencemooh aku dan tak jarang mengusirku

Gadis...gadis..berulang kali kusebut namamu didepan pintu rumah mu

Sial kenapa kau tak juga muncul

Kini aku mulai khawatir padamu Gadisku

cepatlah muncul Aku tak kuasa lagi mendengar ocehan perempuan bermake up tebal berbaju ketat ini yang terus mengaku bernama “GADIS"..

karya bukan buatan saya just shared kopas dari tetangga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun