Mohon tunggu...
cangkir hitam
cangkir hitam Mohon Tunggu... Foto/Videografer - belum memiliki keterangan profil

ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kau

17 Desember 2018   12:03 Diperbarui: 17 Desember 2018   12:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku biarkan kopi itu menjadi dingin tersentuh angin.

Ku pandang awan yang menghitam menyimpan hujan.

Ku rasakan alunan musik yang bersuara lewat earphone.

Sambil menari-narikan jemari ku diatas tuts saat pikiran dirasuk oleh rindu.

Kau takkan kembali sementara aku masih menunggumu.

Kau takkan hadir sementara aku masih mengharapkanmu.

Kau takkan membalas sementara aku masih memanggil.

Kisah kita sudah hilang padahal aku masih mencari.

Di titik akhir aku menyesali, namun kita sudah berakhir.

Rintik-rintik hujan begitu membingungkanku,

Membawa ku terambang di lautan rindu.

Tak pasti ku dalami dan tak mampu ku keluar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun