Mohon tunggu...
cangkir hitam
cangkir hitam Mohon Tunggu... Foto/Videografer - belum memiliki keterangan profil

ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Tinggal Kopi

2 Juni 2018   19:36 Diperbarui: 2 Juni 2018   20:13 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari ini, aku duduk dan minum segelas Cappuccino.

sudah berapa lama sejak terakhir kali menikmati kopi.

Cappucino ini begitu nikmat hingga membuatku tersadar.

sadar akan suatu hal.

aku beranjak dari tempat yang ku duduki, menuju ke toilet.

dadaku sesak. 

aku bersandar dan duduk jongkok.

ku tutup wajahku dengan tangan, dahiku mengerut.

mataku tertutup hingga jatuh setetes air mata.

hatiku sakit.

aku bersedih...

pikiran ku melayang ke sebuah rumah kopi.

rumah kopi yang kujadikan rumah bagiku.

rumah yang nyaman, rumah yang indah.

"aku ingin pergi kembali di rumah kopi itu,

aku ingin minum kopi di rumah kopi itu.

waktu terus berjalan.

sementara merasakan beban ini,

aku berbincang dengan teman, lewat media facebook.

teman yang kuceritakan rasaku saat ini.

anehnya, ia berkata bahwa hanya diriku yang mengerti tentang ini. hanya aku yang tahu tentang rasa yang kurasakan.

biar ku perjelas.

aku tahu hatiku. dan aku tahu, hatiku terluka.

bukan ada yang melukai, namun dengan pilihanku, membuat ku terluka.

aku semakin sedih.

mengapa beri tahu kepada yang lain, jika ini semua hanya tentang diriku?

mengapa cari jalan, jika aku berhenti berjalan?

mengapa cari pertolongan, jika tak ada yang salah?

mereka tak perlu tahu, karena ini hanya tentangku.

baik.

tak ada lagi media facebook, tak juga dengan media instagram.

tak ada lagi teman, tak ada lagi bahagia karena mereka.

belajarlah, untuk jalani hidup yang telah kupilih.

karena diriku yang hidupi.

selamat tinggal "kopi" . . .

tretes cafe, 2 juni 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun