Mohon tunggu...
Fulgensius
Fulgensius Mohon Tunggu... Penulis - Fiat Justitia Ruat Caelum, Salus Populi Supreme Lex

Hasta La Victoria siempre

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bung Karno "Mujaddid" Islam Terbesar Abad ke-XX

25 Juni 2020   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2020   20:07 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imam Asy-Syafi'i dan Imam Ghazali tentu adalah dua tokoh besar Islam yang oleh mayoritas umat Muslim dianggap sebagai pembaharu dan cendekiawan Muslim terhebat sepanjang sejarah. 

Keputusan menyandingkan Bung Karno sebagai "Mujaddid" Islam terbesar abad ke-XX, tak bisa lepas dari pemikiran-pemikiran fenomenalnya. Jika pemikir-pemikir Muslim terdahulu berhasil menyatukan filsafat Yunani dengan ajaran Islam, maka Bung  Karno dalam pemikirannya, telah berhasil mengawinkan Marxisme, Islamisme dan Nasionalisme sekaligus.

Dalam karyanya pada "Suluh Indonesia Muda 1928" Bung Karno menjawab tantangan, bahwa sangat dimungkinkan jika Islamisme yang pada hakikatnya ialah suatu agama dan tidak memandang bangsa, di masa kolonialisme bekerja sama dengan Nasionalisme yang sangat mementingkan suatu tatanan dan konsep kebangsaan, serta Marxisme (Materialisme Dialektika Historis) yang memandang Materi (Perbendaan) sebagai satu - satunya substansi yang membentuk keadaan dan realitas sosial. 

Menurut Bung Karno, tiada halangan bagi persahabatan Islam - Marxis - Nasionalis. Baginya Islamisme yang sejati selalu mengandung tabiat - tabiat yang Nasionalis dan Sosialis. Maka Pandangan Marxisme tentang riwayat kehidupan berdasarkan azaz materi (Materialisme Historis) seringkali menjadi penunjuk jalan bagi Islamisme dan Nasionalisme, tentang persoalan ekonomi dan politik yang sukar dan sulit. 

Marxisme (Materialisme Dialektika Historis) adalah senjata filsafat Marx bagi kaum kelas tertindas. Filsafat ini merupakan pisau analisis tertajam yang mengelupas alam pikir klenik (magis-mistis), dengan pandangan dialektik bahwa "materilah yang membentuk keadaan ekonomi dan sosial masyarakat". Semua keadaan realitas sosial (kaya, miskin, sehat atau sakit) adalah hasil interaksi material; baik yang kelihatan seperti tanah atau air, maupun yang tidak kasat mata seperti angin, udara dan  sebagainya. Materialisme memandang bahwa ide, pemikiran dan gagasan lahir setelah adanya materi, dan bukan sebaliknya. 

Dalam filsafat MDH; tahayul, mitos, dan mistis adalah hal-hal yang tidak akan ditemui dalam proses dialektik, melainkan sebuah proses pemikiran terstruktur yang lebih bersifat  ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga sangat berguna bagi Islamisme sendiri dalam proses perjuangan melawan Kolonialisme. 

Kapitalisme sebagai musuh besar Marxisme, bagi Bung Karno pada hakikatnya adalah musuh Islamisme pula. Sebab Meerwarde (Surplus Value/Nilai Tambah) dalam Ekonomi Marxis, pada hakikatnya adalah "Riba" sepanjang paham Islam. 

Meerwarde (Surplus Value/Nilai lebih) adalah Teori Ekonomi yang disusun Karl Marx dan Friedrich Engels dalam menerangkan awal mula lahirnya "Kapitalisme"; yakni bahwa penindasan dalam sistem sosial ekonomi diawali ketika para pemilik modal (Kapitalis) mengambil nilai lebih (Surplus Value) dari inovasi  dan hasil karya yang dilakukan kaum kelas pekerja (Baca: Kapitalisme).

***

Jejak Pemikiran Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

(06 Juni 1901 - 21 Juni 1970)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun