Mohon tunggu...
Fulgensius A. Dhosa
Fulgensius A. Dhosa Mohon Tunggu... Penulis - Fiat Justitia Ruat Caelum, Salus Populi Supreme Lex

Hasta La Victoria siempre

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surabaya, Perpaduan antara Keberanian dan Keindahan

31 Mei 2020   14:16 Diperbarui: 1 Juni 2020   23:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Ilustrasi Kota Surabaya diambil dari Wikipedia

Mengutip pernyataan penting ahli tata ruang kota, yang juga menjadi arsitek tata ruang kota Surabaya kala itu Dr. Ridwan Kamil, yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dimana beliau mengatakan bahwa  "Kota dimana tidak ada lagi  minat masyarakatnya untuk sekedar keluar berekreasi, karena tidak tersedianya ruang - ruang terbuka hijau, adalah kota yang sakit". 

Dan Kota Surabaya mampu menepis serta menghadirkan kenyamanan itu bagi warganya, meski juga berstatus sebagai kota Industri terbesar kedua di Indonesia, dan punya kemungkinan memberi tingkat polusi yang tinggi bagi masyarakat.

Bagi para pendatang atau pengunjung di Kota Surabaya, kota ini tentu telah mengajarkan dan menunjukan berbagai hal, dalam proses pendewasaan sebagai seorang pribadi dan seorang manusia. 

Surabaya, kota yang menerima dan menonjolkan nilai nilai persatuan serta keberagaman, menjadi tempat yang sangat welcome bagi para pendatang, karena pluralisme serta percampuran kebudayaan telah menjadi ciri khas dan warna unik tersendiri di kota ini. 

Sesuatu nilai luhur  yang mungkin dulu menjadi semangat persatuan arek-arek Suroboyo dari berbagai daerah dan wilayah Indonesia, bersatu dan berjuang bersama mengusir kolonial.

Tidak luput pula bagi para pengunjung yang datang di Kota Surabaya, akan melihat nilai-nilai kesenian tradisional yang masih terjaga dan senantiasa ditampilkan di Balai Pemuda Kota Surabaya, diantaranya kesenian musik tradisional seperti angklung, gamelan, dan seni pertunjukan Wayang atau Ludruk ,di bawah naungan Dewan Kesenian Surabaya (DKS).

Menjadi hal yang sangat penting dan tidak lengkap, jika mengunjungi Kota Surabaya tanpa pernah mencoba makanan khas tradisionalnya. Kegiatan yang menjadi prioritas nomor satu bagi para pemburu kuliner tanah air, ketika mengunjungi Kota ini. 

Kuliner-kuliner tradisional khas Surabaya seperti Sego Sambel, Rujak Cingur, Lontong Balap Surabaya yang terkenal, Tahu Campur Kalasan, Rawon Setan dan masih banyak lagi makanan lainnya, siap memanjakan lidah para pengunjung, tentu saja dengan  pemandangan taman yang asri, ditemani kisah heroik sejarah kepahlawanannya. Sungguh paket lengkap sebuah kota moderen.

Di usia baru Kota Surabaya hari ini, tepatnya yang ke -727 Tahun, kiranya senantiasa menjadi contoh dan simbol kekuatan serta perjuangan bangsa, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang khas akan kebudayaan, sejarah serta keindahan, bagi semua daerah di Indonesia. 

Mengunjungi langsung kota ini,  akan lebih memberikan kesan tersendiri yang lebih mendalam, terlepas dari segala catatan dan tulisan yang telah ada. Karena pengalaman  anda tentu tidak akan tergantikan oleh janji-janji manis penulis.  Tapi ingat, jika berkesempatan bermain ke Surabaya apalagi ke taman kota " Jangan sekali-sekali berani mencoba membuang sampah dengan sembrono, memetik bunga - bunga indah di sepelataran taman, apalagi nekat menginjak - injak rumput  taman". Siap-siap saja anda dilabrak langsung dengan beringas oleh ibu walikotanya yang legendaris itu. Ingat!! "tidak ada tempat bagi ketakutan dan keapatisan di tempat ini".

Surabaya 31 Mei 2020


Sugeng Tanggap Warsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun