Implementasi di sekolah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler  dokter kecil yang bekerjasama dengan puskesmas. Kegiatan ini tentunya untuk membekali siswa terpilih sebagai contoh dan koordinator dalam memberikan pelayanan kesehatan yang sederhana disekolah. Diharapkan sdaiswa memliki ketrampilan perilaku yang sehat, dapat menerapkan gaya hidup yang sehat baik di rumah maupun di sekolah.
Kegiatan selain dokter kecil adalah pemeriksaan kesehatan dan pemberian imunisasi kepada siswa. Hal ini tentunya ada hubunganya dengan implementasi di masyarakat. Dengan adanya pemeriksaan kesehatan siswa akan lebih memperhatikan Kesehatan dirinya sehingga akan tumbuh menjadi masyarakat yang sehat dan mendukung kegiatan di lingkungan sekitarnya.
Bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?
Pengelolaan sumber daya (aset) di sekolah yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Contohnya di sekolah kami yang berada di pegunungan dan jauh dari perkotaan merupakan sekolah kecil yang kekurangan media pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus bisa menggunakan aset yang ada di sekolah untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. Guru kelas IV ingin memberi materi tentang bagian dan fungsi telinga. Kami tidak ada media pembelajaran yang bisa digunakan. Kemudian guru tersebut berfikir untuk menggunakan gawai yang dimilikinya untuk mmebuta media pembelajaran AR menggunakan aplikasi Asembler Education untuk menampakkan bagian-bagian telinga yang tidak dapat  dilihat dengan mata. Sehingga pembelajaran tetap berlangsung dengan kondusif dan menyenangkan.
Bagaimana hubunganya dengan materi lain?
Sekolah pasti mempunyai visi dan misi yang diharapkan terwujud. Dari visi tersebut sekolah membuat prakarsa perubahan berupa kegiatan-kegiatan yang dapat mewujudkan output siswa sesuai dengan visi misinya. Salah satunya dengan membudayakan budaya positif di sekolah. Sesuai dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara seorang guru harus berpihak pada murid dan memberikan pelayanan sesudai kodrat masing-masing anak. Maka, guru menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan semua murid. Guru merencakana proses pembelajaran yang mengandung 4 unsur yaitu pembelajaran berdifferensiasi, budaya poitif, pembelajaran sosial emosional dan memasukkan mindfulness. Sekolah sebagai sebuah komunitas sebaiknya menggunakan aset based thingking dalam meningkatkan kualitas sekolahnya.
Sebelumnya saya berfikir bahwa kekurangan dari sebuah sekolah menghambat peningkatan kualitas sekolah, Namun, setelah mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, ternyata mindset kita yang salah. Â Sebagai pemimpin, kita harus dapat berfikir aset based thingking. Kita dapat memetakan aaset yang kita miliki kemudian memanfaatkan aset tersebut untuk mendukung kegiatan di sekolah agar kualitas sekolah kita meningkat. Setelah di petakan ternyata banyak sekali aset yang dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan kualitas sekolah kita. Â Mari kita merubah mindset kita dengan menggunakan pemikrian aset based approach. Jadilah pemimpin yang berkualitas dengan memberdayakan aset yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H