Mohon tunggu...
Fuji Zanuari Astutik
Fuji Zanuari Astutik Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS

Guru Penggerak Angkatan 8 Google Master Certified Konten Kreator BBGP Jateng S2 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Be a Good Leader dengan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Kebajikan

18 September 2023   13:15 Diperbarui: 18 September 2023   13:18 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kutipan dari Bob Talbert mengatakan bahwa "Mengajarkan seorang anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". Artinya sebagai guru yang baik kita harus tahu kebutuhan anak. Pembelajaran dinyatakan berhasil ketika pembelajaran tersebut mampu memenuhi kebutuhan setiap anak di kelas. Kebutuhan setiap anak tentunya berbeda-beda sesuai dengan kodratnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut:

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kalimat tersebut mengajarkan kita bahwa kita sebagai guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengukir kebermaknaan di dalam diri siswa, sehingga kompetensi yang di harapkan dapat tercapai, terutama pada Fase A dimana fase ini merupakan masa transisi PAUD -- SD. Sebagai seorang guru di fase ini tentunya harus melaksanakan pembelajaran seperti layaknya guru di PAUD/TK. Miskonsepsi selama ini bahwa di PAUD tidak boleh diajarkan calistung itu adalah pendapat yang salah. 

Guru boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung namun dengan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan jenjang usianya. Penanaman karakter, moral dan budi pekerti merupakan hal yang utama. Outputnya siswa akan menjadi generasi yang memiliki budi pekerti, bermoral, mempunyai nilai kebajikan dan kebenaran, serta menjadi generasi Pancasialis. Siswa ini lah yang menajdi mahakarya terbaik dari semua gruu-guru yang akan mewarnai generasi penerus Bangsa Indonesia. Jadi, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan. Guru dalam memilih metode ataupun strategi pembelajaran dan melayani kebutuhan anak harus tepat dalam mengambil keputusan.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu sistem among sampai sekarang menjadi landasan dari sistim Pendidikan di Indonesia. Ing Ngarso sung tulodho artinya di depan memberikan contoh yang baik, ing madya mangun karso artinya di tengah memberikan semangat, motivasi serta membersamai murid dalam prosesnya, tut wuri handayani artinya dibelakang memberikan dukungan penuh.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang guru merupakan idola bagi semua muridnya. Apalagi di tingkat sekolah dasar anak sedang dalam tahap meniru (imitation). Apapun yang dilakukan guru akan ditiru oleh muridnya, sehingga guru harus terampil dalam mengambil keputusan. Nilai kejujuran dan nilai integritas dalam diri seorang pendidik akan tercermin dalam keteladanan dan juga keterampilannya dalam mengambil keputusan.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan "coaching" memberikan pencerahan terhadap proses coaching itu sendiri. Kita sebagai guru tidak bisa mengelak bahwa akan ada banyak sekali masalah yang membutuhkan penyelesaian dan menguji kita dalam megambil keputusan. Pengambilan keputusan yang baik harus mengacu pada prinsip tertentu. Salah satu faktor yang dapat membantu pengambilan keputusan adalah keterampilan coaching. 

Praktik coaching yang telah saya lakukan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kita memberikan keputusan yang baik. Keputusan yang baik diambil dari keterampilan coaching  yang berlandaskan nilai etika, nilai kebajikan, berpihak pada murid dan sesuai dengan visi sekolah. Saya rasa materi yang diberikan oleh fasilitator dalam PGP sudah efektif.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran pasti akan mengambil keputusan berdasarkan  Rumus 4 paradigma,3 prinsip dan 9 langkah. Empat paradigma dilemma etika yaitu Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) dan  Jangka pendek lawan jangka Panjang (short term vs long term). Tiga prinsip pengambilan keputusan yang baik yaitu:

  1. Prinsip Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Prinsip Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Pengelolaan emosional yang baik akan membawa guru pada pengambilan keputusan berdasarkan 9 langkah pengambilan keputusan yaitu:

marsalmaret88.igi.my.id
marsalmaret88.igi.my.id
  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa saja yang terlibat
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
  • Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola
  • Pengujian paradigma benar lawan benar
  • Prinsip Pengambilan Keputusan
  • Investigasi Opsi Trilemma
  • Buat Keputusan
  • Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral akan Kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik tatkala pendidik mampu menganalisis dilema etika dari sudut pandang seorang pendidik. Apapun yang terjadi pada anak, maka kita sebagai guru tetap harus mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh guru. Kita dalam mengambil keputusan harus berpihak pada murid, memberikan kesempatan kepada murid, dan tetap memikirkan keberlangsungan masa depan murid.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan harus menagcu pada rumus 4 paradigma, 3 Prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Utamanya pengambilan keputusan berpihak pada murid dan humanis. Dimana pengambilan keputusan tersebut harus bijaksana, tidak melanggar norma dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

 Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi adalah ketika mengambil keputusan pasti ada pihak-pihak yang mungkin pro dan kontra dengan keputusan yang saya ambil. Namun saya percaya, jika saya menggunakan prinsip Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Prinsip Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) dan melaksanakan sesusai 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimimalisir kontra dari pengambilan keputusan saya.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa kita sebagai guru tugasnya adalah menuntun siswa untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Kita diibaratkan sebagai petani yang siap merawat tanamannya hingga panen. Perwujudanya adalah dengan diterapkannya kurikulum merdeka, dimana siswa dapat berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing, tugas guru hanya memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhanhya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pastinya akan di ingat dan ditiru oleh siswanya. Ini akan berdampak dalam jangka waktu yang Panjang. Pengambilan kepuusan seorang pemimpin pembelajar akan mempengaruhi bagaimana siswanya kelak mengambil keputusan saat sudah menjadi msyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai pemimpin pembelajaran harus hati-hati dalam mengambil keputusan. Kita bisa berlandaskan pengujian dalam 9 langkah pengambilan keputusan yaitu uji lehal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan supaya pengambilan keputusan kita tepat.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulanya adalah bahwa pengambilan keputusan ini adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam hal coaching. Guru dalam membuat keputusan tetap harus berpegang teguh pada pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, sesuai dengan visi sekolah dengan menciptakan budaya positif, sehingga dalam pengambilan keputusan kita tetap berpijak pada nilai-nilai kebajikan. Sosial emosional kita harus terjaga saat melaksanakan coaching agar kita tidak masuk di dalamnya sehingga membuat keputusan yang salah. Hal ini dapat kita terapkan untuk membekali anak, karena di masa depan anak akan menghadapi berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan dilema etka atapun bujukan moral.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Hal diluar dugaan saya adalah ternyata dalam pengambilan keputusan yang kita sering sekali buat bahkan tiap hari ada langkah-langkag tertentu yang harus kita ikuti. Karena hal itu akan berdampak pada keterampilan murid kita dalam mengambil keputusan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebelumnya. Kasus tersebut masuk kedalan etika dilema keadilan vs rasa kasihan. Praktiknya saya ternyata sudah mengambil keputusan dengan tetap memperhatikan keberpihakan kepada anak dan kembali pada nilai-nilai kebajikan yang saya Yakini.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan yang saya alami adalah perubahan pola pikir saya terhadap pengambilan keputusan. Sebelum saya mempelajari modul inisaya berfikir bahwa pengambulan keputusan berdasarkan kesepakatan rekan sejawat dan kepala sekolah, namun ternyata ada rumus dalm pengamblan keputusan yaitu 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin sangat penting dipelajari. Materi ini memberikan bekal kepada saya sebagai calon seorang pemimpin kedepannya pasti akan menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat. Keputusan tersebut nantinya akan menjadi kebijakan-kebijakan yang digunakan di instansi tersebut.  Sehingga saya harus bisa menggunakan rumus 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan agar keputusan yang saya ambil akan lebih tepat dan akurat serta berpihak pada murid dan menjadi Be a Good Leader dimanapun nanti memimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun