Mohon tunggu...
Super_Locrian
Super_Locrian Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis lepas, enthusiastic in journalism, technology, digital world

Cuma seorang yang mencoba mempelajari tekno lebih dalam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prediksi Tren Keamanan Siber 2025

6 Januari 2025   08:44 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:44 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI robotic (Sumber : Fujitsu Media Portal)

AI Hype Fades: Sorotan pada Risiko dan Kepraktisan

Ketika antusiasme seputar kecerdasan buatan mulai mereda pada tahun 2025, industri keamanan siber  diperkirakan akan beralih dari perdebatan spekulatif ke kasus penggunaan yang lebih nyata. Organisasi-organisasi akan beralih dari memperlakukan AI sebagai solusi universal atau ancaman eksistensial. Sebaliknya, mereka akan fokus pada risiko dan manfaat spesifik yang ditimbulkannya. Pergeseran ini akan mendorong munculnya alat yang dirancang untuk mengidentifikasi dan memitigasi kerentanan keamanan terkait AI.

Platform seperti Cranium diperkirakan akan semakin menonjol, yang menawarkan wawasan tentang cara model AI beroperasi dalam suatu organisasi. Alat-alat ini akan membantu organisasi mengaudit sistem AI untuk mencari potensi kelemahan, seperti racun data, cyber attack, atau bias tidak disengaja yang dapat dieksploitasi oleh pihak luar. Selain itu, kerangka kerja keamanan siber akan berkembang untuk mengatasi risiko yang terkait dengan pengintegrasian AI ke dalam proses bisnis inti, sehingga memastikan teknologi ini tetap aman, patuh, dan etis.

Penekanannya juga akan beralih ke pemanfaatan AI untuk tujuan defensif, seperti deteksi ancaman secara real-time dan sistem respons otomatis. Harapkan pertumbuhan besar-besaran dalam pemanfaatan AI swasta untuk mengeksploitasi kekayaan data internal yang terkunci dalam organisasi, seperti proses, instruksi kerja, dan informasi pengguna. Karyawan dapat menanyakan basis pengetahuan internal mereka, mirip dengan bagaimana Microsoft Copilot memungkinkan sumber data kustom tertentu seperti data profil pengguna untuk diintegrasikan.

Mereka juga akan mendapatkan manfaat dari panduan yang lebih baik dalam merespons atau melindungi diri mereka dari serangan siber karena kemampuan ini diintegrasikan ke dalam perangkat lunak keamanan, yang menawarkan fitur seperti menanyakan instruksi kerja internal atau database manajemen konfigurasi (CMDB). Namun, organisasi harus memastikan solusi ini transparan, dapat dijelaskan, dan tahan terhadap manipulasi. Dengan berfokus pada kasus penggunaan yang realistis dan mengatasi risiko terkait, tahun 2025 akan menandai titik balik dalam penerapan AI yang bertanggung jawab dalam keamanan siber.

AI Deepfake (Sumber : IASToppers.com)
AI Deepfake (Sumber : IASToppers.com)

Digital Twins: Perbatasan Baru Serangan Peniruan Identitas

Teknologi deepfake siap menjadi salah satu tantangan keamanan siber yang paling signifikan pada tahun 2025. Seiring dengan semakin mudahnya mengakses dan meyakinkan alat sintesis suara dan manipulasi video, penjahat dunia maya akan semakin mempersenjatai inovasi ini untuk menciptakan digital twins yang berbahaya. Pemalsuan suara, wajah, dan perilaku individu yang sangat realistis ini mulai mengaburkan batas antara kenyataan dan rekayasa, sehingga memungkinkan terjadinya lonjakan serangan berbasis peniruan identitas.

Serangan semacam itu mungkin menargetkan organisasi melalui permintaan palsu yang tampaknya datang dari eksekutif atau kolega tepercaya, sehingga mengabaikan langkah-langkah keamanan tradisional. Dalam skala yang lebih luas, digital twins dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi, mengganggu kepercayaan publik, atau memanipulasi pasar uang. Potensi kerugian tidak hanya mencakup korban individu, namun juga berdampak pada seluruh industri dan mengikis kepercayaan terhadap komunikasi digital.

Untuk mengatasi ancaman ini, organisasi harus mengambil langkah-langkah proaktif. Hal ini dapat dimulai dengan perubahan sederhana, seperti beralih kembali ke salam pesan suara umum yang tidak mengungkapkan detail pribadi -- karena hal ini membantu menghentikan kloning suara berbasis AI. Menjaga kepercayaan memerlukan kewaspadaan, inovasi, dan tindakan kolektif dalam lanskap yang terus berkembang ini. Kita akan melihat lebih banyak penggunaan alat berbasis AI untuk mendeteksi deepfake, protokol autentikasi yang kuat seperti verifikasi multi-faktor, dan kampanye kesadaran untuk mengedukasi karyawan dan masyarakat. Kita juga akan melihat peningkatan bot GenAI pada tahun 2025 yang dirancang untuk menjebak dan memperlambat para penipu -- dengan mengikat mereka dalam lingkaran percakapan yang mencegah mereka menghubungi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun