Ketika tidak bisa menulis seseorang akan mencoba sedikit demi sedikit menata kalimat. Memainkan fikiran, menggerakan imaginasi dan mengikuti kemana huruf huruf ini pantas untuk berhenti kepada suatu titik.
Apa iya, kau mengerti ? Aku tau kau pasti bingung, biarkan saja fikiranmu berputar putar menembus batas kesadarmu.
Coba pahami lebih dalam lagi tentang apa yang berhasil kau lihat dengan matamu, huruf huruf ini, angka angka ini, terkadang ia terlihat tidak bermakna, kau abaikan, karena ia begitu kaku, karena apa, karena kau tidak pernah membacanya lewat hati !
Terkadang pandangan ini terlihat gelap, suram, kabur dan samar samar. Jadi wajar jika apa yang tertulis sedikit tidak dimenegrti
Ketika fikiran membantingkan logikaku untuk mengingat kejadian kejadian rumit waktu itu. Hanya sebatas say hallo saja, kadang ia menggenggam jemariku dengan lembut akupun terbuai tapi setelah itu seolah olah ia mengempaskan jemariku.
Merasa haus akan sebuah perhatian yang dulunya setebal kertas revisian skripsiku. Kini menjadi tipis, lebih tipis dari biasanya. Aku janji tidak akan membuangnya, paling saja akan kusimpan dalam kotak seperempat ini dan hanya orang orang yang tidak punya hati saja yang berani merampasnya dariku. Itu terserah mereka,
Kecewa adalah sebuah kewajaran kecil, hanya saja ia terlihat sedikit kusam karena tidak adalagi guratan di selipan senyuman !
Ketika pagi, ketika rasa yang kusam, ketika itu aku harus berjalan tanpa henti, mencari tujuan.
Semoga setiap detik akan membentukmu menjadi seonggok molekul molekul kebahagiaan.
Dan,
Doaku tetap menyertaimu !
-Fuji Qadariah-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H