Kata "hoaks" sebagai nomina tidak memiliki kata turunan yang bermakna sebagai pelaku tindakan. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata "tipu" memiliki turunan "penipu" untuk merujuk pada orang yang melakukan tindakan menipu.Â
Namun, untuk kata "hoaks," belum ada kata seperti "pehoaks" atau "penghoaks" yang diakui dan digunakan secara luas.Â
Selain tidak memiliki bentuk pelaku, kata "hoaks" juga kurang memiliki varian lain seperti kata kerja. Dalam bahasa Inggris, kata "hoax" bisa digunakan sebagai kata kerja (contoh: "to hoax someone"), namun dalam bahasa Indonesia, penggunaan "menghoaks" belum umum dan cenderung terdengar janggal. Oleh karena itu, kata ini belum sepenuhnya diserap dalam bahasa Indonesia.Â
Kata "hoaks" yang memiliki makna sebagai "berita bohong", menjadi penanda penting dalam membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap informasi yang mereka terima.Â
Secara sekilas, kata "hoaks" ini memiliki makna yang hampir mirip dengan kata "bohong". Maka dari itu, tak jarang kata ini dipakai untuk menggantikan istilah kata "bohong" dan membuat kata "hoaks" lebih mendominasi daripada kata bohong untuk saat ini.Â
Kata "bohong" telah lama digunakan dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada sesuatu yang tidak benar atau menyesatkan.Â
Namun, dengan meningkatnya penggunaan internet, munculnya informasi yang tidak akurat atau palsu menjadi semakin sering. Dalam konteks inilah kata "hoaks" mulai digunakan lebih luas daripada kata "bohong".Â
Selain itu, berbeda dengan "bohong" yang cenderung digunakan dalam konteks interpersonal sehari-hari, "hoaks" lebih sering digunakan untuk merujuk pada informasi palsu yang disebarkan secara massal melalui media digital.Â
Saat ini, kata "hoaks" telah mendominasi dan memiliki tempat penting dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan penyebaran informasi palsu di era digital.Â
Namun, kata "bohong" tetap relevan dan penting untuk menggambarkan kebohongan personal dan interpersonal. Kedua kata ini memiliki fungsi dan konteks penggunaan yang berbeda, dan keduanya diperlukan untuk menggambarkan berbagai aspek dari informasi yang tidak benar.Â
ReferensiÂ