Mohon tunggu...
Fujiati
Fujiati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Indonesia

Mahasiswa Sastra Indonesia dengan ketertarikan mendalam pada dunia penulisan dan pengeditan. Minat saya terhadap kajian bahasa telah membawa saya pada perjalanan akademis yang penuh dengan eksplorasi bahasa, budaya, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Nyatakah Dominasi Kata Hoaks?

5 Juli 2024   16:25 Diperbarui: 6 Juli 2024   18:24 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hoaks (Akbar Bayu Tamtomo/KOMPAS.com) 

Kata "hoaks" sebagai nomina tidak memiliki kata turunan yang bermakna sebagai pelaku tindakan. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata "tipu" memiliki turunan "penipu" untuk merujuk pada orang yang melakukan tindakan menipu. 

Namun, untuk kata "hoaks," belum ada kata seperti "pehoaks" atau "penghoaks" yang diakui dan digunakan secara luas. 

Selain tidak memiliki bentuk pelaku, kata "hoaks" juga kurang memiliki varian lain seperti kata kerja. Dalam bahasa Inggris, kata "hoax" bisa digunakan sebagai kata kerja (contoh: "to hoax someone"), namun dalam bahasa Indonesia, penggunaan "menghoaks" belum umum dan cenderung terdengar janggal. Oleh karena itu, kata ini belum sepenuhnya diserap dalam bahasa Indonesia. 

Kata "hoaks" yang memiliki makna sebagai "berita bohong", menjadi penanda penting dalam membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap informasi yang mereka terima. 

Secara sekilas, kata "hoaks" ini memiliki makna yang hampir mirip dengan kata "bohong". Maka dari itu, tak jarang kata ini dipakai untuk menggantikan istilah kata "bohong" dan membuat kata "hoaks" lebih mendominasi daripada kata bohong untuk saat ini. 

Kata "bohong" telah lama digunakan dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada sesuatu yang tidak benar atau menyesatkan. 

Namun, dengan meningkatnya penggunaan internet, munculnya informasi yang tidak akurat atau palsu menjadi semakin sering. Dalam konteks inilah kata "hoaks" mulai digunakan lebih luas daripada kata "bohong". 

Selain itu, berbeda dengan "bohong" yang cenderung digunakan dalam konteks interpersonal sehari-hari, "hoaks" lebih sering digunakan untuk merujuk pada informasi palsu yang disebarkan secara massal melalui media digital. 

Saat ini, kata "hoaks" telah mendominasi dan memiliki tempat penting dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan penyebaran informasi palsu di era digital. 

Namun, kata "bohong" tetap relevan dan penting untuk menggambarkan kebohongan personal dan interpersonal. Kedua kata ini memiliki fungsi dan konteks penggunaan yang berbeda, dan keduanya diperlukan untuk menggambarkan berbagai aspek dari informasi yang tidak benar. 

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun