Saling Berkorelasi Tanggulangi Kemacetan
(oleh : Fuji Lara Sakti Afdiningsih)
Kemacetan menjadi pemandangan rutin di Jakarta dan sekitarnya dalam aktivitas sehari-hari yang menjadi sebuah permasalahan pelik. Padatnya penduduk dan derasnya pengguna kendaraan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kemacetan, akibatnya aktivitas menjadi terhambat, polusi kendaraan pun menjadi semerbak. Tak dapat dipungkiri bahwa kemacetan kini tak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lain pun sering terlihat padatnya kendaraan. Berbagai cara dirancang oleh pemerintah daerah ataupun pusat untuk menanggulangi kemacetan.
Car Free Day adalah salah satu cara, hari dimana tanpa kendaraan ini menjadi tradisi baru di masyarakat dimana pada hari tertentu yang sudah ditetapan masyarakat dilarang untuk membawa kendaraannya keluar dari rumah. Car Free Day lahir sejak tahun 1970 an di negara lautan coklat Swiss , saat itu sedang terjadi krisis energi sehingga pengguna kendaraan harus diminimalisir agar tidak kehabisan energi. Hingga kini Car Free Day merambah ke beberapa negara Eropa, Asia, dan Amerika. Setiap tanggal 22 September adalah hari Car Free Day International. Di Indonesia Car Free Day diberlakukan sejak tahun 2008, dimana hanya sepeda dan pejalan kaki yang diperbolehkan berlalu lalang di beberapa wilayah yang telah ditentukan sebagai wilayah Car Free Day, ini diharapkan dapat menanggulangi kepadatan kendaraan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Hingga kini lembaga akademik seperti perguruan tinggi pun ikut mengadakan Car Free Day pada waktu tertentu.
Cara yang diharapkan dapat menanggulangi kepadatan kendaraan ini ternyata tidak sesuai yang diharapkan, karena kemacetan masih terjadi dimana-mana. Car Free Day hanya berlangsung satu minggu sekali atau pada waktu tertentu, sedangkan aktivitas manusia berlangsung setiap hari, hanya di beberapa wilayah saja yang melaksanakan Car Free Day, dan tidak secara masiv tanpa kendaraan. Terlihat ketika Car Free Day ternyata masih banyak kendaraan yang berlalu lalang, dan menimbulkan masalah baru di wilayah yang bebas kendaraan, karena dijadikan sebagai lahan parkir dimana wilayah Car Free Day tidak dapat dilalui kendaraan. Secara teknis masih menjadi bahan evaluasi bersama agar berlangsung sesuai yang diharapkan dan menjadi solusi.
Ada beberapa cara lain untuk menanggulangi kemacetan, yaitu dengan memperbaiki, membuat, dan menambah transportasi umum yang aman dan nyaman seperti busway, kereta dengan halte dan stasiun yang fasilitasnya menarik dan dapat menjangkau semua wilayah, sehingga masyarakat lebih memilih untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi dalam aktivitas sehari-hari. Diketahui bersama bahwa transportasi umum di Indonesia masih kurang baik, seperti supir yang ugal-ugalan, pencopetan, waktu pemberangkatan yang tidak menentu, dan alat yang sudah tua tak layak pakai sehingga membuat masyarakat enggan menggunakannya. Jika semua itu dibenahi maka akan menjadi sebuah solusi dalam menanggulangi kepadatan kendaraan.
Beberapa negara dapat dijadikan contoh dalam menanggulangi kepadatan kendaraan, seperti Jepang dan Singapura yang menerapkan pajak kendaraan yang tinggi sehingga membuat enggan masyarakatnya mennggunakan kendaraan pribadi, Rusia membuat metro yang banyak dengan sistematis dan stasiun yang menarik, atau seperti Athena yang menerapkan sistem ganjil dan genap bagi kendaraan yang ingin berlalu lalang, dimana nomor kendaraan ganjil dan genap keluar di waktu yang tidak bersamaan.
Usaha Indonesia dalam menanggulangi kemacetan sudah lumayan baik, namun teknisnya masih harus diperbaiki agar berlangsung dengan benar dan seluruh elemen masyarakat ikut serta akan itu, jangan hanya menyalahkan salah satu pihak saja, dapat mencontoh beberapa cara diberbagai negara yang sekiranya efektif jika diberlakukan di Indonesia. Perubahan akan terjadi jika seluruh elemen masyarakat dan pemerintah saling berkorelasi dalam membenahi negri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H