Kamis, 7 agustus 2016
Oleh : Apip Fudoli SF
Kita harus sering-sering memperbaiki dan meluruskan niat beribadah kita, agar niat kita selalu bersemangat menjalankanya, yakni niat beribadah hanya karena Allah SWT (lillahi ta’ala). Mengapa? Karena niat adalah pondasi ibadah! Niatlah yang akan mengarahkan seperti apa amalan ibadah kita.
Dalam salah satu keterangan hadits:
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya....(HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Kalo pondasi niat kita kuat, maka amal ibadah yang akan dibangun juga akan berdiri dengan kokoh dan megah, dalam artian ibadahnya akan bersih dari segala hal yang dapat merusak pahala ibadah tersebut.
Selain itu, penting bagi kita untuk terus me-monitoring kualitas niat tersebut setiap saat, supaya kualitas ibadah kita bisa terus dijaga. Dengan cara apa? Dengan cara bertaqwa fi sirri wal ‘alaniyyah (bertaqwa dalam keadaan sendiri / sepi maupun dalam keadaan banyak orang / ramai).
Oleh karena itu, jangan bosen-bosen untuk mendawamkan amalan wajib seperti melaksanakan sholat 5 waktu, dan menghidupkan amalan sunnah (ihyaussunnah) seperti sholat rowatib, sholat duha, dll.
Dalam keseharian kita, kadang-kadang kita rajin beribadah, tapi kadang-kadang pula kita males banget beribadah, rasanya teh sholat zuhur 4 rokaat serasa berat, bersedekah barang 5000 perak ge rasa segen. Mengapa demikian? Karena keadaan iman kita kadang naik, kadang juga turun, AL-IMANU YAZIDU WAN QUSHU (iman itu kadang bertambah, kadang juga berkurang)
Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan berkurang? Beliau menjawab: “Iman bertambah sampai puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh.” Beliau juga menyatakan: “Iman itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan kebajikan, maka iman akan bertambah, dan apabila engkau menyia-nyiakannya, maka iman pun akan berkurang.“
Lantas bagaimana supaya iman kita dapat kita perbaharui hingga dapat bertambah dan bertambah lagi?
Rosululloh SAW bersabda:
“Perbaharuilah iman kamu, beliau ditanya: “bagaimana kami memperbaharui iman kami, beliau menjawab: “perbanyaklah mengucapkan kalimat laa Ilaha Illallah. “ [HR. Ahmad : 8944 dan Al Hakim : 7766]
Jadi, dengan kita mendawamkan membaca lafadz “laa ilaha illallah” dengan sebanyak-banyaknya, maka iman kita akan terus diperbaharui, ditingkatkan dan terus dijaga kualitasnya.
Misalnya : kita lagi males sholat ke masjid, sholat aja di rumah! (kalo bisa mah paksain dulu dah), beres sholat, segera perbanyak zikir lafadz “laa ilaha illallah”, in’sya allah iman kita akan naik kembali, muncul semangat baru, dan tentunya rasa malas tersebut akan berangsur-angsur hilang. Coba aja! Saya pernah mencobanya.
Selain dengan cara memperbanyak berzikir, Rosulullah SAW pun mengajarkan sebuah do’a kepada umatnya untuk bisa mengusir rasa malas:
artinya :“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan duka cita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353).
Mudah-mudahan dengan kita selalu mawas diri, meng-introspeksi diri, me-monitoring kualitas niat dan ibadah kita setiap saat, hati kita semakin peka terhadap titah perintah Allah SWT, semakin tajam untuk taat kepadaNya. Karena kita sadar tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah:
QS. Adzzariyat : 56
Artinya tidak kah Aku (Allah SWT) ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu (QS. Azzariyat : 56)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H