Mohon tunggu...
Nur Rohmi Aida
Nur Rohmi Aida Mohon Tunggu... lainnya -

ingin berkeliling dan mendapati segala hal keindahan yang dimiliki bumi ini...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Alasan Kenapa Bertandang ke Pulau Bidadari Menjadi Berbeda

28 Oktober 2015   06:39 Diperbarui: 31 Oktober 2015   08:17 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Pada akhirnya, waktu bisa mengubah yang pahit menjadi manis

[caption caption="Benteng Mortello di Pulau Kelor. Masa lampau yang terlihat exotis kini."]

[/caption]

Waktu penjajahan sudah berlalu. Bangunan-bangunan itupun tinggal menjadi peninggalan yang menarik untuk dikunjungi. Sisi sejarah yang sudah sepantasnya kita ingat. Pulau-pulau tersebut memang memiliki view pantai yang indah, namun seyogyanya mengunjungi Pulau-Pulau tersebut haruslah disertai dengan wisata sejarahnya.

Pak Can menekankan pada kita berkali-kali tentang kekhawatirannya kepada kelanggengan situs-situs tersebut seiring makin banyaknya wisatawan yang datang. Ia sangat berharap wisatawan kesana tak hanya untuk datang, tetapi ketika pulang mereka menjadi tahu dan berilmu tentang sejarah pulau-pulau tersebut.

 

6. Masa lampau tak selalu harus utuh

[caption caption="menara mortello dari dekat di Pulau Onrust"]

[/caption]

Bangunan-bangunan di Pulau-pulau tersebut tidak haruslah direkonstruksi ulang. Tidak perlulah membuat replica semacam candi Borobudur maupun Prambanan. Yang paling penting adalah bagaimana menjaga bangunan itu tidak semakin rusak dan tetap terawat. Dengan begitu kita bisa melihat bagaimana bangunan itu bisa bercerita bahwa dahulu ia pernah ada, namun ia pernah dihancurkan oleh alam.  Akibat letusan gunung krakatau. Kehancuran diperparah oleh tangan-tangan bangsa sendiri yang pernah mengambili batu-bata di benteng Martello.

 

7. Eco-Resort memang penginapan yang asyik punya

[caption caption="cottage terapung di Pulau Bidadari"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun