Mohon tunggu...
Abdul Ghofur (Affu)
Abdul Ghofur (Affu) Mohon Tunggu... -

Passion di Bidang Extractive Metallurgy; Renewable Energy; dan Strategic Management | Lumajang-Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita dan Risiko

30 November 2017   14:25 Diperbarui: 30 November 2017   14:46 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami hakikat menjadi manusia, kita akan mencoba tuk memahami 'bagaimana seharusnya' dan 'bagaimana sebaiknya' manusia itu hidup dan mengisi kehidupannya. Kita telah mengenal berbagai peristiwa dan kejadian yang sudah kita jalani hingga hari ini. Tentu, dari Anda sekalian pernah melakukan hal yang dulu Anda simpulkan sebagai sebuah kesalahan, dan ketika Anda menemukan kondisi yang hampir sama pada saat ini atau di kemudian hari maka secara otomatis Anda mengenalinya sebagai sesuatu yang harus dan sebaiknya Anda hindari; perlakukan dengan cara lain; atau malah mengambilnya dan memperbaikinya.

Sepanjang perjalanan manusia mengisi kehidupan di bumi ini, sebenarnya tak ada yang berubah sedikitpun mengenai perilaku alamiah dari manusia itu sendiri. Perkembangan zaman yang diwarnai dengan semakin canggihnya teknologi, hanyalah bagian dari siklus atau alur dunia itu bergerak. Tetap saja, manusialah yang menggerakkannya. Dan pada akhirnya, akan kembali ke kondisi dimana manusia hidup di masa-masa seperti pendahulunya.

Mari coba kita bicarakan mengenai risiko. Hal yang selalu dihadapi manusia, namun kebanyakan manusia memilih untuk menghindarinya. Padahal, ada banyak cara menghadapi risiko. Menghindar adalah salah satunya. Dan cara ini yang paling populer dan dipilih kebanyakan orang.

Saya bertanya kepada Anda, kira-kira keputusan terberat apa yang pernah Anda ambil? Dan bagaimana akibat dari keputusan tersebut bagi hidup Anda?

Jika Anda menjadi seorang mahasiswa, mungkin Anda pernah mengalami dilema ketika memutuskan apakah akan lulus semester depan atau menunda di semester selanjutnya lantaran ada mata kuliah dimana Anda mendapatkan nilai yang tidak bagus, padahal mata kuliah itu adalah basis/ inti dari jurusan Anda berada.

Atau jika Anda adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan, Anda mengalami yang namanya long distance relationship (LDR)dengan pasangan Anda, atau dengan keluarga Anda. Tentu membuat Anda selalu kepikiran,apalagi Anda memiliki babyyang masih kecil atau orang tua yang sedang sakit-sakitan.

Memahami Bagaimana Seharusnya dan Sebaiknya Hidup

Setiap hari dan setiap detik, kita pasti menghadapi yang namanya risiko. Yang membedakan kita dengan orang lain adalah bagaimana kita memanajemen risiko yang ada. Bisa saja, sama-sama mahasiswa atau karyawan dengan job-desc yang sama, namun menghasilkan hal yang berbeda. Yang satu menghasilkan hal yang biasa saja, yang satu menghasilkan hal yang luar biasa.

Semakin besar risiko, semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Hukum ekonomi seperti itu. Namun, itu juga yang membuat tak banyak orang yang benar-benar berada pada posisi Great. Kebanyakan mereka hanya sebatas mencapai posisi Good, sebagaimana riset belasan tahun yang dilakukan oleh Jim Collins dan timnya, hingga lahirlah buku yang berjudul: Good to Great, dengan pernyataan fenomenalnya, "Good is the enemy of great."

Risiko selalu kita temui. Itulah kehidupan.

Jika kita menginginkan kebahagian hidup di dunia ini, maka cara terbaik adalah dengan memahami setiap risiko yang akan kita hadapi. Sudut pandang sebagai pemenang haruslah kita kuasai agar risiko yang ada tak menyiutkan nyali. Menurut Anda, mengapa ada banyak orang sukses dan jauh lebih banyak lagi orang yang biasa saja? Yang membedakannya adalah sudut pandang pemenang. Sudut pandang sang juara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun