Mohon tunggu...
Fuad Syahrudin
Fuad Syahrudin Mohon Tunggu... Freelancer - Totalitas, Aktivitas, Rutinitas

kebodohan adalah kehendak Tuhan agar ciptaannya mau belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Aman, Keluarlah dari Himpitan Kerumunan Massa

4 November 2022   16:55 Diperbarui: 4 November 2022   21:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Tragedi Di Bulan Oktober, Kerumunan Massa Berimbas Petaka

Paska pandemi Covid-19 mulai meredup di awal tahun 2022 beberapa fasilitas maupun ruang publik mulai dibuka, keadaan ini seperti serasa surga dunia telah kembali di buka kita bebas kemana saja dan kapan saja. 

Di buka kembalinya fasilitas dan ruang publik membuat masyarakat berbondong-bondong dengan penuh antuasias untuk pergi memadatinya. Masyarakat yang mulai kangen berkerumun pergi ke mall, acara festival, konser musik, perhelatan sepak bola sampai pada padatnya warung perkopian. Namun, pada bulan Oktober di tahun 2022 ada petaka dalam kerumunan yang terjadi di 2 negara yakni Indonesia dan Korea Selatan.

Di Indonesia, ada kejadian mengenaskan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Perhelatan Sepak Bola antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya pada 01 Oktober 2022 yang penuh sesak dipadati penonton berakhir dengan tragis. Suporter fanatik Arema Malang dikenal dengan Aremania banyak meregang nyawa. 

Seperti yang dirilis Kompas.id (12/10/2022), ada 131 korban jiwa meninggal dan ada 300-an korban jiwa yang dirawat di rumah sakit. Jatuhnya para korban akibat kerusahan yang terjadi paska pertandingan dan berdampak pada berdesak-desakannya supporter untuk saling menyelamatkan diri di tengah kerumunan dan padatnya manusia. Rata-rata korban meninggal karena sesak nafas dan jatuh terinjak-injak.

Kemudian di Korea Selatan, ada festival Hallowen yang terjadi di permukiman Itaewon, Distrik Yongsan Gu, Kota Seoul. Perayaan festival Hallowen pada 29 Oktober 2022 inipun harus berakhir dengan tragis. Banyaknya jumlah massa yang mengikuti festival ini baik massa dari dalam negeri maupun luar negeri menyebabkan duka mendalam. 

Kompas.id (01/11/2022), dalam rilisannya ada sekitar 156 orang tewas, 29 orang mengalami luka berat dan 122 orang menderita luka ringan dalam peritiwa festival Hallowen. Jatuhnya para korban disebabkan karena kehilangan kesadaran akibat dari himpitan massa yang berjejal membuat sesak nafas dan  meninggal dalam festival Hallowen tersebut.

Kejadian besar yang menimpa Indonesia dan Korea Selatan terjadi pada area publik membawa duka yang sangat mendalam bagi masyarakat dunia. Kepanikan menjadi salah satu perasaan yang muncul ketika terjebak di situasi kerumunan dan tingkat kepanikan semakin tinggi ketika muncul desakan dan saling dorong-mendorong diantara kerumunan manusia. 

Menurut Nevid et al., (2005) dalam bukunya Psikologi Abnormal yang menjelaskan bahwa gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan panik dapat melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simtom-simtom fisik, seperti adanya jantung yang berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan terdapat rasa lemas serta pusing.

Cara Keluar Ketika Terjebak  Dari Desakan Kerumunan Massa

Terjebak dalam kerumunan massa yang berjubel-jubel tentunya akan muncul perasaan panik apalagi di dalam situasi ini terjadi dorong-mendorong dan terkadang berakhir dengan keadaan chaos. 

Pengalaman saya sebagai anak muda yang suka nonton konser musik hal-hal tersebut lumrah terjadi. Situasi konser musik yang penuh dipadati penonton yang terkadang jumlahnya bisa mencapai ratusan, ribuan bahkan jutaan manusia dengan space yang minim antar penonton segala kemungkinan musibah dan bencana dapat saja terjadi sewaktu-waktu dan tidak bisa ditebak, maka kiranya agar tetap selalu waspada biar selamat.

Nah, di sini saya ingin berbagi metode untuk mengatasi ketika terjebak dikerumunan massa agar tidak muncul panik  berlebihan dan tetap aman. metode ini biasanya saya terapkan ketika nonton acara konser musik tetapi mungkin juga berguna dan dapat diadopsi pada acara lainnya. Baiklah langsung saja saya bahas metode saya ini.

Pertama, jangan panik dan tetap berdoa. Berdoa menjadi salah satu metode utama saya ketika terjebak dikerumunan massa, tentunya biar hati tetap tenang dan tidak panik. Doa kepada Tuhan menjadi penolong yang sangat ampuh agar tidak panik berlebihan, tetap selamat dan bisa keluar ketika berada di kerumunan massa yang sangat melelahkan dan membosankan.

Kedua, membentuk barisan panjang seperti pagar yang berjajar. Saat nonton konser musik metode ini juga sering saya gunakan agar bisa keluar dari kerumunan massa apalagi sudah ada tanda-tanda chaos akan terjadi. Biasanya saya akan mengajak beberapa orang disekitar yang ingin keluar  untuk membentuk barisan panjang, yah kiranya seperti pagar yang berjajar. 

Barisan panjang seperti pagar ini tentunya diikuti dengan kedua tangan saling memegang bahu dan berurutan agar dada terhindar dari himpitan dan desakan serta untuk menjaga space udara agar tetap bisa bernafas. Selanjutnya saya akan berjalan mencari jalan keluar secara perlahan mengikuti arus untuk meninggalkan lokasi kerumunan massa.

Ketiga, menghindari objek-objek padat. Saat nonton konser metode ini juga menjadi perhatian saya karena sebisa mungkin saya menghindari dinding, pagar besi, dan objek-objek yang bersifat padat lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan saya dan tentunya rombongan yang sudah berdoa dan tidak panik serta yang sudah membentuk barisan panjang layaknya pagar berjalan bisa keluar dari area kerumunan dan tidak terjebak pada objek padat yang bisa menimbulkan resiko yang cukup membahayakan diri sendiri dan rombongan tentunya.

Metode di atas mudahan-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca artikel ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun