Ketika mendengar kata “Politik” khususnya di Indonesia, anda pasti akan membayangkan sesuatu hal yang kotor, hasut, saling jegal, uang, korupsi dan sederet hal-hal negatif yang mewarnai citra politik di negara kita. Meski tak semuanya, tapi itulah yang sering menghiasi dan menjadi headline di berbagai media di tanah air. Dari beragam permasalahan pelik tersebut, korupsi menjadi fokus utama dan pertama yang sampai detik ini masih sangat memprihatinkan jumlahnya. Namun tidak hanya korupsi saja, tetapi akhir-akhir ini marak dan masih sangat segar di ingatan kita akan kasus yang melibatkan dua institusi penegak hukum kita yaitu KPK dan Polri. Konflik yang di awali dari pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri menuai banyak kritikan tajam setelah ia di tetapkan jadi tersangka oleh KPK. Meski pada akhirnya, status tersangkanya di cabut oleh hakim di sidang pra peradilan dan tidak jadi di lantik oleh Presiden Jokowi.
Terlepas dari itu semua, hal yang patut kita cermati adalah bahwa politik yang kita jalankan saat ini sangatlah tidak sehat. Meski banyak pengamat mengatakan bahwa walaupun ada kubu-kubu di anggota dewan saat ini yaitu KIH dan KMP, itu adalah sebuah mekanisme check and balance.Akan tetapi, dalam kasus KPK dan Polri ini kedua kubu seolah adem ayem saja dan kompak dalam menyetujui pilihan Presiden soal BG menjadi calon Kapolri. Tak pelak, hal ini menjadi tanda tanya besar bagi publik karena sebelumnya mereka berseteru dalam memperebutkan kursi angggota dewan.
Politik di negara kita seolah mengedepankan asas saling sruduk. Atau bisa dikatakan tak memandang siapa kawan siapa lawan. Siapa yanag paling menguntungkan bagi dirinya maupun golongannya, maka tak segan bagi mereka untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Lihat saja perseteruan hebat antara KIH dan KMP beberapa waktu lalu, mereka seolah tidak risih mempertontonkan egoisme mereka demi sebuah kekuasaan. Mereka seolah tak peduli bahwa mereka di lihat oleh jutaan pasang mata yang telah memilih mereka. Aspek moral dan hati nurani berubah menjadi sangat buas ketika sudah memperebutkan suatu jabatan tertentu. Revolusi mental yang di canangkan Presiden Jokowi pun seakan akan menjadi sia-sia apabila melihat apa yang telah mereka pertontonkan.
Kita semua hanya berharap, permasalah-permasalahan baru tidak akan muncul dalam pemerintahan Jokowi ini. Semua masyarakat Indonesia hanya ingin melihat bahwa para wakil rakyatnya memang bekerja dan berdedikasi untuk kepentingan rakyatnya. Bukan malah membanggakan dan menyelewengkan apa yang sementara ini mereka pegang, yaitu sebuah amanah. Amanah yang di gunakan untuk kemaslahatan rakyatnya, bukan untuk berlomba saaling sruduk untuk kepentingannya. SEKIAN DAN TERIMA KASIH.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H