Mohon tunggu...
A. Jauhar Fuad
A. Jauhar Fuad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karnafal Anak TK dan PAUD

18 Agustus 2014   17:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sudah menjadi tradisi pada setiap perayaan 17 Agustus-an selalu diisi dengan kegiatan karnafal bada semua tingkat pendidikan. Hari ini tanggal 18 Agustus jalan Prambon Kediri dipadati oleh peserta karnafal anak TK dan PAUD, jalan menjadi macet karena dipadati oleh peserta dan pengatar.

Yang menarik dari karnafal ini badan jalan lebih banyak dipadati oleh ibu-ibu jika dibanding anak-anak, sehingga seolah-olah yang sedang melakukan karnafal bukan anaknya melainkan ibunya. Fakta ini menjadi menarik karena kita akan melihat bagaimana fenomena pendidikan pra sekolah sedang dijalankan di sebuah daerah.

Kegiatan karnafal memiliki banyak makna. Jika mencermati prosesi karnafal banyak  mengandung nilai pendidikan, di antaranya mewujudkan kemadirian dan kebersamaan yang perlu ditumbukan sejak dini.

Pada aspek kemadirian karnafal, akan dapat memupuk kemadirian pada anak dalam bentuk menjalakan perintah yang diarahkan oleh guru atau petugas, mereka dihadirkan di tempat yang asing, misal; di depan balai kecematan dengan suasana riuh memupuk mereka untuk madiri tidak memiliki ketergatungan secara berlebihan kepada orang tuanya. Setelah itu mereka akan di arakan di jalan raya yang semunya terasa asing bagi si-anak. Jika dalam pelaksanaan karnafal selalu di daping oleh orang tuanya maka anak tidak lagi mandiri.

Kebersamaan dalam membangun interaksi dengan banyak orang. Interaksi ini dapat terjadi siswa dengan sisiwa satu kelas, atau dapat juga interaksi dengan siswa dari sekolah lain, interaksi dengan petugas, dengan panitia, dengan pedagang dan banyak lagi lainnya. Dengan intreksi ini, pengalaman anak semakin berkembang, dan emosi semakin tertata. Mereka dapat memahami karakter orang lain dengan berbagai keragamamnya. Jika anak selalu didampingi orang tuanya maka interkasi anak menjadi sangat terbatas, karena selalu diingatkan oleh orang tuanya jangan seperti itu jangan gitu.

Jika kita cermati peristiwa di atas, ada pesoalan pada pendidikan di TK dan PAUD. Pertama kemadirian anak tidak menjadi prioritas pembelajaran. Guru lebih mengedepankan anak agar mempu membaca dan berhitung pada usia dini, yang sering menjadi ukuran keberhasilan belajar anak. Kondisi itu juga di perkuat oleh keinginan orang tua yang melihat keberhasilam belajar anak jika anaknya dapat membaca dengan lancar pada usia TK, sehingga memunculkan kesimpulan dalam masyarakat bahwa TK yang baik adalah TK yang dapat mengatarkan anak didiknya membaca sebelum masuk usia sekolah (SD).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun