Sebelumnya twitter sendiri sudah menjanjikan platform yang seaman mungkin bagi setiap penggunanya namun bertentangan dengan keinginan Elon Musk yang menjanjikan platform bebas dan pelonggaran aturan, Hal tersebut dapat melanggar komitmennya twitter jika wacana Elon Musk terwujud.
Beberapa pemegang saham mayoritas twitter, yakini pangeran Arab Saudi, Al Waleed bin Talal Al Saud Yang menentang rencana Elon Musk dalam membeli saham twitter, dan pada akhirnya elon resmi menjadi pemegang penuh saham twitter.
Berpindahnya kepemilikan saham twitter ke tangan elon musk juga memicu kekhawatiran bagi kubu presiden Amerika Serikat Joe Biden, kekhawatiran ini timbul karna takutnya mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kembali diizinkan Berkicau di Twitter.
Mantan Presiden AS,Donal Trump sendiri adalah Tokoh yang sering berkicau tentang isu Kontroversial stigma seksis, rasis hingga tak manusiawi semenjak tahun 2018 hingga puncaknya pada tahun 2021 trump berkicau ketika momen kerusuhan yang terjadi US Captiol & januari 2021 silam, karna cuitan yang kontroversial ini twitter tidak segan segan memblokir akun twitter milik trump, dua hari setelah kicauanya tersebut.
Berdasarkan Hal-Hal tersebut Pembelian 100 persen saham twitter oleh Elon Musk menuai banyak Kontroversi,
Merspon berbagai tanggapan dan kritikan elon musk mengatakan kritik terburuk terhadapnya pun akan tetap ada di twitter karna menurun elon bahwasnya sekalipun itu keritikan terburuk tetap merupakan kebebasan dalam bersuara, sementara itu mantan Presiden AS,Donal Trump Menegaskan bahwa dirinya tidak akan lagi menggunakan layanan Platform twitter meskipun akun miliknya sudah dibuka kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI