Mohon tunggu...
Bachmid Center
Bachmid Center Mohon Tunggu... -

Untuk Kejayaan Bangsa Dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan Politik Anas dalam Perspektif Aktivis

13 Januari 2014   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini publik di gegerkan dengan pemberitaan penahanan Anas Urbaningrum pada Jumat, 10 Januari 2014, sebuah yang memanaskan seantero negeri ini, bahkan menutupi isu Teroris dan LPG. Padahal bukan soal penahanannya, karena bagi saya Anas tidak bedanya dengan tokoh lain yang tersandung kasus korupsi lainnya, Tapi terlebih pada beberapa pernyataan yang dikeluarkan oleh anas, yakni : "Ucapan Terima Kasih kepada KPK Khususnya Ketua KPK yang telah menandatangani surat penahanan dirinya", dan selanjutnya yang paling menghangat adalah "Penahanan dirinya adalah Kado Tahun Bru Untuk SBY", kira-kira begitulah isi pernyataannya. Tapi terkadang Publik sampai lupa bahwa anas adalah mantan seorang Aktivis yang pernah bergeluti di dunia pergerakan mahasiswa dan sekarang terlibat dalam dunia Politik, tentunya punya kemapaman dalam membuat kalimat yang bersifat kontraproduktif, terlebih lagi Anas telah makan garam dalam segi membangun komunikasi politik bahkan isyarat politik melalui kalimat-kalimat yang bersifat multiinterpertasi, sehingga publik diminta agar tidak berani menarik benang merah atas pernyataan tersebut. Dalam perspektif saya sebagai salah satu mantan aktivis pergerakan mahasiswa, Kalimat Anas merupakan statement Ganda, salah satunya adalah seperti yang disimpulkan publik saat ini yakni : Anas memberikan pesan poliik ke publik yang menggambarkan bahwa penahanan dirinya merupakan skenario SBY melalui tangan KPK yang menghancurkan karir politiknya sehingga berakhir pada penahanan dirinya di awal tahun 2014 (Bahkan telaah lain yang konotasinya sama dengan kalimat ini). Sungguh luar biasa, seorang Anas mampu menghipnotis publik dengan statement gandanya yang sangat kompleks dan kontraproduktif bahkan terlebih memancing pihak istana dan lembaga penegak hukum untuk merespon kalimat tersebut.
Bagi saya publik perlu melihat dari perspektif lain tentunya dengann kerangka berpikir yang global juga bahkan bisa memakai logika terbalik, sehingga tidak salah juga ketika saya bisa menggambarkan bahwa Pesan politik anas menggambarkan Ucapan terima kasih tersebut sebagai sebuah isyarat rasa kepuasan dirinya terhadap Ketua KPK yang telah melakukan terobosan massif untuk membongkar berbagai kasus korupsi di indonesia bahkan berani menjadikan Anas sebagai tersangka (Bahkan di tahan), karena siapa juga yang tidak mengenl anas, mengingat Anas adalah Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Partai yang memenangkan pemilu yang juga merupakan Kuasa pengambilan kebijakan di negara yang besar inii tentunya penahanan tersebut dianggap sebagai terobosan fenomenal dalam sejarah pemberantasan korupsi, Selanjutnya adalah "Kado Tahun Baru Untuk SBY", Bukan berarti saya menjustifikasi bahwa Analisa publik maupun pengamat yang menggambarkan sebuah rasa kekecewaan anas terhadap SBY adalah SALAH TOTAL, akan tetapi lebih pada memakai pisau analisa saya untuk membedah ending dari kalimat tersebut, tentunya saya juga bisa berasumsi bahwa pernyataan Anas bisa menggambarkan sebuah prestasi konkrit yang dipersembahkan oleh Presiden SBY khususnya pada bidang Penegakan Hukum diakhir masa pemerintahannya dengan memposisikan diri sebagai orang yang tidak menghalangi proses hukum tersebut bahkan yang menjerat kadernya sekaligus (Menjerat Kader Partai yang mengantarkan SBY sebagai Presiden RI selama 2 Periode), sehingga bisa saja ini merupakan kepuasan tersendiri dari Anas yang pernah dididik dan dibesarkan oleh SBY. Selebihnya makna kado tahun baru berkonotasi pada sebuah Suprise diawal tahun 2014 khususnya menggugat mitos hasil lembaga survei yang menyatakan Partai Demokrat akan kalah pada Pemilu 2014 nanti dengan indikator ketidakpuasan publik atas kinerja Pemerintah, sehingga penahanan tersebut merupakann variabel penting dari kesuksesan Pemerintah untuk mendorong penegakan hukum tanpa pandang bulu dan dengan sendirinya akan merubah persepsi publik yang bisa berujung pada naiknya Elektibilitas Partai Demokrat jelang Pemilu 2014.

Tentunya dari telaah tersebut dapat saya simpulkan bahwa Anas memberikan signal ke publik dengan pesan kalimat yang serba subjektif dan kompleks agar dia bisa mengetahui kepekaan publik dalam menelaah kalimat yang serba ganda itu' tentunya dengan target agar dia bisa mengetahui siapa saja yang mapan dalam memahami tafsir komunikasi politik ala Aktivis. Masih ingat jawaban Anas jika kebanyakan wartawan menanyakan kalimat-kalimat subjektifnya itu, jawabannya selalu dia serahkan ke publik yang menyimpulkan' olehnya itu, terjadi kesalahan fatal jika publik selalu menyimpulkan itu secara berlebihan bahkan secara sepihak(Tanpa melakukan tafsir terbalik terhadap setiap pesan politiknya).

Akhir dari tulisan ini adalah pesan saya kepada publik agar tidak mudah mengkonversi sebuah pesan politik yang sifatnya multitafsir, terlebih lagi menyimpulkan pesan itu pada ruang yang berbeda, karena yang punya kuasa untuk memastikan kalimat tersebut yakni hanya Anas sendiri dan Tuhan yang tahu, selebihnya adalah pengadilan yang akan memutuskan bahwa anas bersalah atau tidak (Karena Anas Dan Tuhan tidak bisa dipaksakan untuk menjelaskan kalimat-kalimat tersebut), karena pengadilan yang bisa memberikan parameter untuk memastikan ending dari pada pesan Anas, artinya jika anas mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan diakui oleh pengadilan maka publik sendiri yang akan menyimpulkan bahwa pesan Anas berkonotasi pada pemaknaan tentang Hukum kita yang masuk skenario senyap para penguasa, akan tetapi jika sebaliknya anas tidak mampu membuktikan bahwa dia tidak bersalah dan KPK mampu membuktikan segala sangkaannya terhadap Anas, maka publik wajib memastikan bahwa pesan Anass pada Tgl. 10 Januari 2014 kemarin adalah sebuah ekspresi rasa kepuasannya terhadap kinerja SBY dan KPK khususnya pada bidang penegakan hukum.
Oleh :
FUAD BACHMID (Mantan Ketua Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial & Ilmu Politik Se-Indonesia, Periode 2009-2013 / Sekjend Perhimpunan Simpul Aktivis Seluruh Indonesia, Periode 2011-2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun