Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Manajemen Manfaat Farmasi Penting dalam Pelayanan Kesehatan?

8 April 2019   11:17 Diperbarui: 21 April 2021   16:30 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai konsep baru sistem pengelolaan obat obat bagi kepentingan pasien secara komprehensif, Pharmacy Benefits Management, memiliki visi dan misi yang jelas, terarah, dan mendahulukan kepentingan pasien tanpa merugikan para pemangku kepentingan lainnya.

Sebagai salah satu komponen farmasi selalu menjadi bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan. Namun, ada yang tidak sepenuhnya dalam persepsi para pemangku kepentingan  sistem pelayanan kesehatan dalam  melihat obat sebagai pemacu  kepentingan sistem pelayanan kesehatan.

Sebetulnya yang lebih tepat bagaimana persepsi para pemangku kepentingan terhadap profesi farmasi. Persepsi terhadap profesi memang terjadi pergeseran yang sangat berarti jika dibandingkan tahun 1960-an dibandingkan dengan persepsi pada abad ke XXI. Kalau dulu profesi farmasi hanya dilihat perannya dalam penemuan obat baru yang utama. 

Sedangkan dalam distribusi dan ritel lebih sebagai mata rantai dari perdagangan obat. Persepsi berubah drastis di negara maju sekitar tahun 1980-an di negara maju yang  mana profesi farmasi menjadi salah satu pemangku kepentingan dalam pelayanan kesehatan bergerak bersama seiring setujuan dalam meningkatkan kualitas kehidupan pasien.

Terjadinya pergeseran persepsi dalam sekadar pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan, tidak lepas dari kerja keras para tokoh farmasi di negara Eropa Barat dan Amerika Serikat khususnya. 

Pergeseran yang signifikan diawali dengan mengubah secara mendasar pendidikan tinggi tentu saja filosofi dasar dari pendidikan tinggi berubah sangat bermakna. Antara pembayar atau pemilik  fasilitas para lulusannya menjadi bagian tidak terpisahkan menjadi komponen penting dalam Sistem Pelayanan Kesehatan.

Desain PBM:

Langkah pertama   yang harus dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan.Artinya , apa yang hendak apa yang ingin dicapai oleh perusahaan anda dengan memiliki Manajemen Manfaat Farmasi. Sasaran yang hendak dicapai oleh tiap perusahaan melalui Manajemen Manfaat Farmasi (MMF).

Apa yang ingin dicapai harus spesifik. Misalnya saja, jika hendak ingin opsi adalah jika sasaran primer adalah menurunkan biaya, maka hendaknya adalah biaya per kapita per tahun untuk jumlah uang yang hendak diselamatkan atau prosentase  dalam pengurangan.

Sementara dalam karakteristika Manajemen Manfaat Farmasi yang efektif ada berapa faktor penting:

  1. Kualitas.
  2. Aksesbilitas.
  3. Efisiensi.
  4. Kepuasan anggota.

Elemen-elemen dasar dari PBM ada beberapa. Yang utamanya adalah pasien yang disebut berbagi buaya (cost sharing). Ini yang boleh dikatakan sebagai modal penting dari suatu sistem seperti PBM.

Selain itu elemen dasar lain adalah berlakunya pembayaran atas tagihan dari farmasi (Pharmacy Reimbusrsement).  Berikutnya adalah setiap rencana memiliki limit, larangan, dan  ekslusivisme. Elemen ini sangat penting karena akan menjamin kelancaran dan keberhasilan PBM. Ini disebabkan dengan adanya limit.

Jenis obat yang bisa membebebani sistem. 

Sedangkan dengan adanya restriksi  adalah suplai obat yang akan diganti.  Sedangkan untuk  eksklusivisme antara lain dengan memakai Formularium Obat sebagai landasan untuk mengganti biaya obat.

Baca Juga: Kedaulatan Serta Kemandirian Alat Kesehatan dan Farmasi Kita

Aspek administrasi sering dilupakan. Padahal adanya pemrosesan klaim akan menjamin kepuasan anggota.

Sementara itu, untuk menunjang kerja adalah adanya pengumpulan data. Ini kemudian didukung oleh Drug Utilizaton Review (DUR) yang mengklarifikasi pemakaian obat. 

Dengan sendiriya, elemen-elemen dasar dari PBM harus secara konstan melakukan komunikasi antara semua pihak terkait. Sementara itu, sekadar untuk menjadi pegangan pihak penyelenggara PBM, harus mengetahui PBM yang ideal sebagaimana  berikut:

  1. Mencakup obat yang efektif dalam mengobati, namun juga mereduksi biaya obat.
  2. Memberikan keleluasaan pedada para dokter untuk memilih obat yang memenuhi keinginan pasien secara individu.
  3. Memberikan kepada para anggota untuk memilih apotik yang mudah secara akses dan yang memiliki ketersediaan obat-obat yang diperlukan.
  4. Memonitor kepatuhan pasien melalui pengobatan obat.
  5. Mempertahankan data utilisasi pemakaian obat pasien untuk mencegah timbulnya interaksi antara obat yang membahayakan.
  6. Melaksanakan standar penilaian kualitas dengan rinci dan tegas.
  7. Melaksanakan program utilisasi obat  yang tepat dan sesuai.
  8. Mempromosikan keberhati-hatian utilisasi pasien yang memberikan manfaat bagi para anggota dengan strategi yang akan mencakup pembayaran bersama atau pembatasan rencana.

Pengembangan sistem jejaring:

Salah satu faktor yang harus dikembangkan dalam PBM adalah sistem jejaring.  Sistem  ini relatif tidak baru lagi karena sudah dikenal sejak 1980-an di negara-negara maju. Namun, bagi negara-negara berkembang sistem jejaring relatif baru. Salah satu opsi yang terbuka dalam sistem jejaring adalah bahwa unit usaha dalam distribusi obat terbuka luas dengan sistem jejaring ini.

Aspek menarik dengan sistem jejaring adalah komunikasi yang cepat dalam sistem jejaring  terutama dalam hal mencegahnya terjadi hambatan dalam distribusi obat. 

Tentu saja untuk memanfaatkan sistem jejaring ini adalah dengan menjadi sistem tersebut yang mana semua anggota merupakan kewajiban dan hak . Selain itu akses dijamin dalam sistem jejaring. Didukung oleh sistem digital untuk keterbukaan informasi, kualitas obat dan ketersediaan obat.

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah adanya opsi untuk mendistribusikan obat bagai para pasien rawat jalan.  Opsi ini  sangat prospektif mengingat banyaknya  pasien rawat inap sehingga distribusi obat ke rumah para pasien akan sangat memudahkan mereka.  

Kemudahan seperti ini akan sangat mempercepat proses penyembuhan pasien Pihak pemberi pelayanan jasa medis seperti dokter juga sangat terbantu dengan sistem ini.

Sistem jejaring yang didukung oleh sistem penggantian obat juga akan sangat menguntungkan semua pihak.  Kemudahan dalam klaim, dan didukung oleh data medis yang akurat serta data penggantian obat yang terpercaya menjadi pilihan tepat bagi mereka yang bergabung degan sistem jejaring ini.

Baca Juga: Bangkitnya Industri Farmasi Lokal di Tengah Pandemi

Sementara,  dengan aplikasi teknologi digital mutakhir jumlah penjualan (point-of-sale)  dan pemrosesan klaim dapat dilihat dalam waktu singkat. Kecepatan administrasi ini menjadi andalan pelayanan yang utama.

Dua faktor yang tidak kalah menariknya dengan sistem jejaring ini adalah pendefinisian dan pemantauan  kualitas dari apotek yang tergabung dalam sistem jejaring serta kepuasan para anggota.  

Pada akhirnya kedua faktor ini yang akan menjamin kelangsungan hidup, kesuksesan, dan kebersamaan para anggota jejaring dalam memberikan jaminan keberhasilan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien melalui distribusi obat yang berkualitas, konsisten, dan menjadi semua mitra dalam Sistem Pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun