Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sistem untuk Menilai Teknologi Kesehatan

29 Januari 2019   21:53 Diperbarui: 30 Januari 2019   02:02 25525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usulnya adalah bahwa pemakaian uji coba genetika untuk menskrining mereka yang berpotensi untuk tidak pelanggaran hukum. Sedangkan teknologi untuk rumah tangga di arah agar lebih efektifitas-biaya.

Sistem penilaian lain bagi teknologi kesehatan adalah dalam hal efikasi dan keamanan. Dalam pendekatan ini, secara tradisional penilaian ini pada awal siklus kehidupan. Saat ini hanya obat dan produk biologi yang diuji dalam hal efikasi dan keamanan. Banyak teknologi yang dipakai secara meluas ternyata tanpa melalui sistem penilaian tersebut. Kebijakan bisa dipakai untuk memperlambat difusi.

Teknologi yang tidak mendapat penilaian efikasi dan keamanan. Selain itu sistem untuk mengidentifikasi dapat mengingatkan para pengambil kebijakan agar bahwa penilaian terhadap efikasi dan keamanan mutlak harus dilakukan.

Efektifitas-biaya:
Pendekatan yang disebut sebagai efektifitas-biaya merupakan sistem penilaian yang muncul terakhir. Pendekatan ini karena meningkatnya biaya pelayanan kesehatan karena komponen utamanya teknologi seperti obat bahkan alat kesehatan yang cenderung semakin tinggi biayanya dari waktu ke waktu.

Dengan penilaian efektifitas-biaya maka semua teknologi kesehatan ditantang oleh regulator untuk membuktikan bahwa prinsip efektifitas-biaya sudah inheren dalam teknologi kesehatan tersebut. Bahkan prinsip dasar ini sudah dilakukan sejak uji coba klinis.

Sistem penilaian disebut sebagai pasca difusi. Pada pendekatan ini sangat kurang mendapat perhatian karena teknologi kesehatan tersebut sudah dikenal luas dan sudah diterima oleh masyarakat penggunanya. Namun, sistem penilaian ini relatif lebih mudah dilakukan karena pihak manufaktur sudah melakukan modifikasi. Pemakaian teknologi di komunitas masyarakat berbeda dengan lingkungan rumah sakit universitas sebagai rumah sakit pendidikan.

Dalam hal ini kelompok orang yang berbeda akan menerima teknologinya. Indikasi bisa lebih luas, teknologi dipakai pada kasus penyakit yang kurang berbahaya atau pasien yang usianya lebih tua atau bahkan usia lebih muda. Dalam hal ini pihak pemberi pelayanan kesehatan bisa lebih terampil atau sebaliknya. Dampaknya pasien cenderung kurang mengikuti advis dokter.

Mengingat penilaian pasca difusi cenderung dinomorduakan, ini merupakan tantang tersendiri bagi regulator. Perlu dipertimbangkan adanya semacam insentif untuk menangani masalah penilaian teknologi pasca difusi.

Identifikasi:
Keputusan untuk melakukan penilaian teknologi harus diteruskan dengan identifikasi teknologi yang merupakan kandidat yang akan dinilai. Dan, merupakan prioritas dari kandidat yang akan dinilai. Beberapa teknologi yang diidentifikasi sudah dilakukan secara rutin. Sebagai contoh, proses untuk meregulasi obat bahwa obat harus sudah terdaftar sebelum bisa dipasarkan.

Jadi daftar yang lengkap dari obat yang ada dan beberapa informasi tentang obat masa depan juga terdapat melalui mekanisme ini. Proses yang sama terdapat pada pengenalan mayoritas alat kesehatan dan alat diagnosa di Amerika Serikat khususnya alat untuk invasif.

Teknologi yang prosedur berbeda dari yang lain tidak diregulasi. Contohnya adalah alat dialisa ginjal, gastrointestinal endoskoppi, dan transplantasi jantung. Beberapa informasi bisa diperoleh melalui mekanisme perencanaan kesehatan. Bagaimanapun, informasi ini hanya mencakup bagian kecil dari ruang lingkup dunia teknologi pelayanan kesehatan yang sekarang dan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun