Teknologi Kesehatan Baru:
Pengukuran KKTK atau HRQOL sangat penting dalam mengukur dampak obat, dan pengobatan medis serta pembedahan. Walaupun ada uji klinis yang acak yang merupakan pengobatan medis baru, mayoritas pengobatan dengan luaran tradisional dalam bentuk  efikasi dan keamanan.
Sementara, prosedur pembedahan jarang dievaluasi dalam luaran status kesehatan sebelum di adopsi secara besar-besaran. Perbandingan antara alternatif teknologi pelayanan kesehatan untuk pengobatan beberapa penyakit  dan kondisi medis harus dilakukan atas dasar status kesehatan pasien dan dampaknya terhadap status kesehatan pasien sebagaimana luaran klinis dan luaran laboratorium. Dalam beberapa hal seperti pengobatan hipertensi justru akan menurunkan KKTK atau HRQOL, walaupun parameter klinis dalam kasus diastolik  menjadi lebih baik. Dalam hal terdapat beberapa pengobatan alternatif  yang efektif maka akan terdapat beberapa luaran klinis. Maka akan terdapat beberapa luaran. Oleh karena itu, sangat informatif dalam menentukan  apa terdapat perbedaan dalam pasien KKTK atau HRQOL dalam perbedaan  luaran pengobatan.
Penelitian-penelitian telah mengembangkan pengukuran generik jamak dan status kesehatan yang mana telah menghasilkan instrumen untuk penyakit kanker  EORTC (The European Organization on Treatment for Cancer ). Lembaga ini telah mensponsori untuk melakukan penelitian-penelitian untuk mengetahui luaran dari khemoterapi baru. Lembaga ini sangat signifikan dalam melihat luaran KKTK atau HRQOL dari pengobatan kanker.
Terlihat bahwa upaya memanfaatkan teknologi pelayanan kesehatan baru untuk meningkatkan indeks KKTK atau HRQOL sangat strategis dalam meningkatkan manfaatnya bagi pasien. Upaya yang dalam ungkapan lama adalah semacam simbiose mutualisme akan banyak manfaatnya bagi para pemangku kepentingan. Walau begitu dalam uraian ini aspek ekonomi belum dicakup. Faktor ekonomi tetap merupakan yang utama, yang adalah roh dari Penilaian Teknologi Kesehatan (PTK).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H