Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aspek Sosial dari Penilaian Teknologi Kesehatan

14 Januari 2019   17:40 Diperbarui: 14 Januari 2019   17:45 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya ke pasar produk-produk baru teknologi  kesehatan relatif semakin cepat sejak akhir abad ke XX. Ini merupakan respons terhadap kebutuhan pasar untuk menggantikan produk-produk teknologi kesehatan yang usang. Oleh karena permintaan pasar yang  cenderung meningkat. Oleh karena itu riset dalam menemukan produk-produk baru teknologi kesehatan dengan sendirinya dipacu.

Dari segi bisnis, pasar produk teknologi kesehatan sangat menjanjikan. Atas dasar keinginan memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien,  institusi pelayanan kesehatan juga terpanggil dalam misi kemanusiaan ini. Meningkatnya bisnis dengan sendirinya  meningkatkan jalur distribusi sekaligus menambah lapangan kerja dari manufaktur sampai ke ritel.

Di sisi  lain, situasi semacam ini memberikan tantangan yang tidak ringan bagi pemerintah sebagai regulator. Seperti biasanya pasar bergerak lebih cepat dibandingkan dengan regulator. Dampaknya bisa beragam yang terjadi konsumen, mulai dari kekecewaan sampai kepada kebahagiaan sehubungan dengan manfaat dari teknologi kesehatan.

Dalam keadaan seperti  ini, regulator tidak punya pilihan selain menertibkan, mengatur, dan menyeleksi teknologi kesehatan yang layak dan tepat untuk kebutuhan Indonesia. Tentu saja tujuannya adalah untuk memaksimalkan manfaatnya bagi dunia kesehatan Indonesia dan para pasien sebagai tujuan akhir dari teknologi kesehatan. Namun, persoalannya, dari mana haru dimulai? Apa yang dipakai sebagai landasannya? Metode apa yang paling tepat? Ini merupakan sesuatu yang kompleks.  

Dari sisi produsen teknologi kesehatan, diperlukan kemudahan untuk mendaftar produknya secepat mungkin mengingat ketatnya persaingan bisnis teknologi kesehatan. Juga pihak produsen memerlukan kepastian hukum dalam memasarkan teknologi kesehatan di Indonesia. Bagaimanapun, investasi dalam pengembangan teknologi kesehatan biayanya tidak kecil pada riset inovatif seperti teknologi kesehatan.

Faktor:

Interaksi antara teknologi dan lingkungan secara luas merupakan sesuatu yang sangat dinamis. Faktor kultural seperti keingintahuan intelektual , toleransi terhadap gagasan baru , nilai sosial yang mendukung efisiensi dan produktifitas sangat memengaruhi terhadap  arah  perubahan teknologi. Kultur telah memengaruhi gagasan, fakta, dan nilai dari pemikiran dan observasi . instrumen dari sains biomedis dan teknologi. Teknoogi sendiri telah memengaruhi lingkungan secara luas antara lain terhadap  perubahan dalam dunia pekerjaan.

Implikasi sosial dari teknologi yang sudah ada dan teknologi baru  dari teknologi kesehatan merupakan sesuatu yang sulit dan menantang dalam melakukan evaluasi. Setiap keputusan untuk mengembangkan pemakaian teknologi  pelayanan kesehatan tidak bisa dihindari akan terletak pada penilaian nilai. 

Faktor sosial dan kultural  saling menjalin dalam pertanyaan berhubungan dengan tempat dari teknologi pada pelayanan kesehatan. Pada saat yang sama  metode penilaian  implikasi sosial  terhadap teknologi pelayanan   pelayanan relatif kurang dikembangkan dan hanya ada sedikit mekanisme yang eksis untuk mengambil tindakan berbasis terhadap hasil sesuatu  evaluasi. 

Masyarakat sepertinya kurang perca yakin terhadap ilmuwan sosial dalam menangani   isu-isu sosial sehingga bisa memberikan jaminan bahwa jenis dari penilaian semacam ini dipakai pada pengambilan kebijakan.

Nilai sosial:

Nilai sosial merupakan utama dalam  memengaruhi teknologi yang akan dikembangkan. Juga dalam sumber daya yang  tersedia   untuk pengembangan, dan kecepatan untuk mengembangkan.   Nilai sosial merupakan salah satu faktor penentu pertanyaan untuk digarisbawahi.

Dampak umum dari kekuatan sosial terhadap pengembangan teknologi akan  muncul dalam tahap awal dari investigasi klinis. Dalam hal ini siapa yang pertama kali akan menerima risiko yang berbahaya dari suatu inovasi? Jika risikonya akan besar malah boleh jadi investigasi tidak diteruskan. Keadaan ini akan menjelaskan mengapa para peneliti menjadi subyek dari pengalaman yang pertama.

Sementara itu, penilaian teknologi sendiri merupakan kegiatan sosial dan kultural dan merupakan bagian dari institusi sosial dan kultural. Ini akan mengandung banyak implikasi. Boleh jadi yang paling penting adalah alat untuk penilaian teknologi yang akan memberi ilusi antara obyektifitas dan rasionalitas yang harus diaplikasikan secara hati-hati.  

Tidak bisa dihindari untuk memilih  salah yang akan menjadi pertimbangan.Dalam prosesnya permasalahan bisa di reduksi dalam hal struktur yang mendasarinya dan keadaan fundamentalnya secara alami. Kumpulan data akan mengimplikasikan pemilihan data yang akan dikumpulkan, analisis ini mensyaratkan adanya pengkajian terhadap nilai. Yang akan ditekankan.

Akan halnya uji coba klinis, sebagaimana semua penelitian tentang manusia , adalah menyeimbangkan kesejahteraan sosial dengan untuk manusia yang sedang diteliti terhadap potensi manfaat untuk umat manusia di masa mendatang. Dalam hal ini Perjanjian Helsinki mengangkat ke permukaan potensi masalah untuk uji coba klinis. 

Dalam hal ini semua subyek harus menerima informasi yang cukup dalam aspek-aspek seperti tujuan, metodologi, potensi bahaya, dan manfaat uji coba, yang dalam bentuk narasi. Bagaimanapun, dalam uji coba klinis secara acak,  jika mengikutsertakan plasebo manfaat dan bahayanya untuk pasien bisa diprediksi Namun, justifikasi dari uji coba klinis acak tidak mencukupi informasinya maka harus diizinkan pilihan informasi yang rasional. 

Teknik Penilaian:

Untuk menilai implikasi sosial dari teknologi kesehatan terdapat berbagai metode, teknik, dan cara, Namun umumnya terdapat dalam ruang lingkup ilmu-ilmu sosial, yang salah satunya adalah sosiologi. Oleh karena kompleksitas dari dampaknya, maka bisa dipastikan bahwa penilaian tersebut harus melalui berbagai upaya. 

Para ilmuwan sosial harus jelas memahami aspek teknologi dari teknologi kesehatan untuk menjamin analisisnya bermanfaat dan berkualitas. Dengan sendirinya, ahli teknologi, dokter, dan profesional kesehatan lainnya harus masuk dalam tim penilai kesehatan tersebut.

Sesungguhnya aspek sosial dari penilaian teknologi kesehatan kurang mendapat perhatian di semua negara. Baru pada tahun 1976 the Office of Technology Assessment mengusulkan beberapa pertanyaan yang bisa diajukan terkait teknologi spesifik untuk diumumkan dampaknya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi petunjuk untuk memikirkan dampaknya. Penilaiannya sendiri mencakup lebih dari sekadar metode  atau alat, juga mengandung pemikiran kreatif dan brain-storming.

Beberapa pertanyaan antara lain, seperti apa yang merupakan tujuan medis, dan karakteristika teknologi dan tahapan pengembangan teknologi yang menjadi pertanyaan. Ini mencakup seberapa jauh masalah yang dihadapi dalam teknologinya serta apakah ini merupakan inovasi atau bukan, serta cara menilai efikasi dari teknologinya.

Pertanyaan lain, apa yang merupakan implikasi dari teknologi terhadap pasien. Pertanyaan ini berhubungan dengan kualitas kehidupan  pasien, dan bagaimana mengantisipasi terhadap dampak psikologi untuk pasien. Pertanyaan lain yang juga penting adalah pengaruh terhadap keluarga pasien, termasuk implikasi biayanya. Sedangkan pertanyaan yang lain adalah sejauh mana pemakaian teknologi secara individu bisa mengancam lingkungan. Sementara itu, masalah legal atau aspek hukum juga menjadi pertanyaan. Artinya, apakah soal keadilan, akses, dan kewajaran akan muncul. Apakah ini akan menjadi tindakan hukum?  Akhirnya, pertanyaan yang boleh jadi sangat penting adalah bagaimana dan sejauh mana dampaknya terhadap sistem ekonomi.

Pada akhirnya terlihat jelas kompleksitas dari aspek sosial atau tinjauan sosial untuk penilaian teknologi kesehatan.Walau begitu, pertimbangan sosial seharusnya menjadi bagian signifikan dari kebijakan publik dalam penilaian teknologi kesehatan. Masyarakat sebaiknya diikutsertakan dalam debat publik dalam masalah ini, termasuk aspek etika yang juga penting. Sejauh ini memang aspek ekonomi saja yang menjadi fokus perhatian. Di masa mendatang, bisa diprediksi bahwa aspek sosial dari penilaian teknologi kesehatan akan menjadi salah satu perhatian utama jika sudah menyentuh hidup dan matinya manusia, dan aspek reproduksi termasuk kualitas kehidupan manusia, maka pertimbangan sosial akan menjadi penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun