Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa antara Kwik Kian Gie, Megawati, dan BLBI?

8 Juli 2018   22:32 Diperbarui: 9 Juli 2018   15:53 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kwik Kian Gie kembali mengungkapkan peran Megawati dalam SKL Syamsul Nursalim. Ini dijelaskan Kwik Kian Gie, mantan Menko Perekonomian saat Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden, di persidangan terdakwa Syafrudin Temenggung. Kwik sebagai saksi secara rinci seberapa jauh peran Megawati dalam SKL Syamsul Nursalim.

Ini pernyataan menarik, karena yang bicara adalah mantan Menko Perekonomian. Dengan tegas pula Kwik menyerang bekas atasannya yang saat itu adalah Presiden Republik Indonesia Bagi masyarakat awam, pernyataan dan kejadian ini tidak sesuatu yang kebetulan. Apalagi dalam politik tidak ada yang kebetulan. Kenapa sekarang baru diungkapkan untuk kasus yang sudah terlalu lama? Apa motivasi Kwik Kian Gie?

Sementara itu soal BLBI, sebetulnya seperti benang kusut. Sudah banyak pendapat pakar yang membahasnya, tapi tidak jelas bagaimana respons dari pemerintah. Apalagi masyarakat awam tahu betul bahwa kasus SKL bukan hanya Syamsul Nursalim. Masih banyak kasus BLBI yang belum tuntas. Anehnya, hanya kasus ini yang diungkap oleh Kwik Kian Gie.

Diungkapkan kasus ini membuat ada yang menyebutnya sebagai kasus daur ulang. Karena tidak pernah tuntas. Tepat, ada yang bertanya kasus ini akan berapa kali di daur ulang? Mirip film yang box office, karena laku keras maka filmnya di re-run.

Tempo doeloe bioskop ukurannya besar dengan kapasitas besar dan menampung banyak penonton. Karena tidak ada sistem pesan on-line, dengan sendirinya yang antri banyak sekali. Antrian mengular misalnya ketika film Benhur dan Spartacus. Antrian di bioskop seperti Astoria dan Metropole mengular. Bisa berminggu-minggu film yang laku keras diputarnya. 

Bagi mereka yang  tidak sempat nonton di bioskop-bioskop utama saat itu, solusinya menonton re-runnya di bioskop-bioskop kelas dua. Contohnya di bioskop Roxy atau Rex. Tidak masalah menonton di bioskop kelas dua, yang penting nikmat, apalagi sama si dia di samping.

Motivasi:

Menurut pepatah lama, dalam laut bisa diukur, tapi hati orang siapa yang tahu. Dalamnya danau Toba juga bisa diukur, namun mengapa orang menginginkan sesuatu pasti sangat sulit  untuk mengetahui faktor penyebabnya. Kalau dalam istilah masa kini disebut motivasi. Dalam hal ini, motivasi adalah alasan orang untuk melakukan tindakan,keinginan, dan kebutuhan. 

Motivasi juga bisa diartikan sebagai arah seseorang untuk berperilaku, atau apa yang menjadi penyebab seseorang berkeinginan untuk mengulang suatu perilaku. Walau begitu, harus dipahami bahwa motivasi berasal dari diri sendiri, dan bukan dari orang lain.

Sementara itu, akan halnya kepribadian dan politik, politik mencakup institusi, sistem dari norma-norma. Sedangkan kepribadian, sebagai suatu faktor mencakup sistem intra-individu dan mekanisme mengatur diri sendiri.  

Lebih jauh, ini merupakan petunjuk untuk mencapai sasaran perorangan dan kolektif,sementara memberikan hubungan dan kontinuitas serta pola perilaku . Bahkan membentuk  identitas pribadi dalam berbagai keadaan .

Apa yang diungkap sepertinya ideal sekali. Dalam kenyataannya berbeda sekali. Kebetulan kemarin  saat Halal Bi Halal ketemu teman lama satu kampus di masa lalu tetapi lain jurusan. Teman lama ini pernah  menjadi anggota satu partai politik. Bahkan menjadi calon anggota DPR. Bukan satu kali, bahkan dua kali. Dua kali usahanya tidak berhasil alias gagal. 

Ia mengeluh tentang situasi politisi dan politik. Atasannya dalam partai menjelaskan sebagai jawaban pertanyaannya, bahwa dalam politik di Indonesia tidak perlu ada yang ideal.   Rupanya teman curhat ke atasannya tentang perilaku dan juga kualitas politisi kita. Setelah mendengarkan pendapat dan uraian dari atasannya, tersebut,  teman langsung meninggalkan sepenuhnya gelanggang politik.

Realita:

Betul sekali, dalam realita politik tidak tepat mengaitkannya dengan  sesuatu yang ideal. Apalagi jika mencari yang ideal. Nanti  bagaikan fatamorgana di padang pasir. Ketika mencari air kehidupan, semakin dikejar airnya bahkan menjauh, tidak bisa diperoleh.

Jadi ingat kembali  ketika dengan begitu sengit, gencar, dan sistematisnya ketika Kwik Kian Gie mengungkapkan keterkaitan Megawati dengan SKL BLBI Syamsul Nursalim. 

Sebagai mantan politisi PDIP, Kwik tahu betul apa tujuannya dengan mengungkapkan masalah ini. Tentu dia juga tahu apa yang dilakukan saat dia menjadi Menko Perekonomian. Apakah etika ada kaitannya dengan pernyataan-pernyataan dia belakangan ini?  Tentu hanya Kwik sendiri yang bisa menjawabnya. Paling banter masyarakat awam hanya bisa membaca, mendengar, dan melihat pernyataannya di berbagai media massa.

Akan halnya kasus BLBI, masyarakat pasti menghendaki agar masalah lama ini dituntaskan saja. Jangan sampai menjadi  hangat-hangat tahi kuda. Kasus BLBI diramaikan hanya karena menjelang Pilpres 2019 saat meningkatnya suhu politik di negara kita. Padahal kalau bicara kasus BLBI, jelas bukan kasus SKL BLBI  Syamsul Nursalim saja. Bagaimana dengan kasus BLBI lainnya? 

Apakah memang ada niat untuk menuntaskannya? Jangan sampai akhirnya dikembalikan dengan berlindung di belakang istilah, tergantung kepada kemauan politik pemerintah saat ini.

Kembali kepada pernyataan Kwik Kian Gie, mantan Perekonomian era Presiden Megawati yang nampaknya sedang berseteru dalam penerbitan SKL BLBI Syamsul Nursalim, teringat pepatah lama, menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Bangsa Indonesia sangat kaya dengan peribahasa yang bijak Hanya saja, implmentasinya berpulang kepada diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun