Ada suatu kebiasaan di masyarakat mana pun bahwa jika ada sesuatu yang baru maka ada sebagian masyarakat yang menolak. Sebetulnya penolakan ini bisa dipahami karena masyarakat sudah terbiasa dengan yang lama. Ada suatu comfort zone atau zona yang memberi kenyamanan. Ada juga yang berfikir bahwa kalau dengan sistem yang lama tidak ada persoalan, kenapa harus dikenalkan dan dipakai sistem yang baru.
Pro dan kontra terhadap sesuatu yang baru sudah lumrah. Situasi yang sama berlaku dengan VAR. Bagi yang terbiasa tanpa VAR maka pemakaian VAR akan mengurangi seninya pertandingan sepak bola. Wasit memang bisa salah. Tapi wasit yang berbuat salah akan mendapat pengurangan angka penilaian dari Komite Wasit.Â
Bahkan risikonya wasit yang bersangkutan akan terdegradasi, misalnya tidak bisa lagi memimpin Kejuaraan Dunia. Makin sering berbuat kesalahan maka wasit akan mendapat kandidat yang buruk, dan risiko paling fatal adalah tidak bisa menjadi wasit lagi untuk waktu tertentu.
Tapi, bagi pendukung VAR, khususnya FIFA, pemakaian VAR adalah konsekuensi dari kemajuan teknologi yang harus bisa dimanfaatkan dalam pertandingan sepakbola. Ini adalah upaya terbaik dalam mengeliminasi kesalahan yang bersifat manusia yang bisa dibuat oleh wasit. FIFA yang berkeyakinan penuh bahwa VAR sangat bermanfaat walau harus mengalami penyempurnaan, demikian pendapat Massimo Busacca, Kepala Komite Wasit FIFA.Â
Mengenai biaya VAR, dengan tegas FIFA menampik bahwa harga teknologi ini mahal. Sementara itu, UEFA sebagai badan tertinggi sepak bola di benua Eropa tidak punya rencana memakai VAR. FA sebagai organisasi sepakbola Inggris juga menyebutkan bahwa VAR belum akan dipakai di Liga Primer Inggris dan liga-liga lainnya di Inggris.
Masa depan VAR belum jelas. Namun FIFA akan mempertaruhkan reputasinya sebagai organisasi sepakbola Dunia. Wibawa FIFA mengalami ujian. Tapi, melihat rekam jejak FIFA yang selalu teguh dan disiplin dalam menegakkan aturan, kelihatannya VAR  akan dipakai dalam  semua pertandingan resmi kejuaraan yang di bawah naungan FIFA.Â
Menurut Gianni Infantino, Presiden FIFA, walaupun masih terjadi kebingungan dan kontroversi dalam pemakaian VAR, FIFA sangat mendukung penggunaan VAR setelah melihat VAR digunakan dalam lima pertandingan penyisihan grup, khususnya semua dalam situasi terjadinya gol.