Kasus Archandra Tahar amat sangat menarik sekali dari segi public relations. Pemanfaatan media sosial yang cepat sangat mendominasi kegaduhan ini.  Memang media cetak dan media elektronik juga dimanfaatkan dalam permasalahan ini. Sangat jelas terlihat bahwa tidak ada koordinasi dari pihak yang kalau mau disebut sebagai pembela Archandra Tahar. Tidak terlihat senerginya. Di sini orang akan menyimpulkan dan sekaligus bertanya di mana peran tim komunikasi Presiden?
Lebih jauh lagi yang patut menjadi pelajaran adalah prinsip dasar public relations, telling the truth atau menceritakan kebenaran telah diabaikan bahkan dilanggar. Akibat dari ini maka kegaduhan tidak mereda bahkan cenderung meningkat. Padahal kalau saja semuanya dikoordinasi oleh tim komunikasi Presiden yang terdiri dari para pakar dan praktisi public relationsboleh jadi akan mampu meredakan kegaduhan tersebut.
Mengingat kasus kegaduhan bisa terjadi di masa mendatang dan barangkali dalam waktu dekat, maka hendaknya aspek public relations bisa ditata lebih rapih. Pesan yang akan disampaikan dan siapa yang lebih berhak mengeluarkan pernyataan bisa diatur dengan lebih bagus. Dengan demikian masyarakat akan lebih bisa mencerna pesan dan informasi yang berseliweran di media massa dan media sosial. Kegaduhan bisa di minimalkan. Suasana akan menjadi lebih kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H