Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arcandra Tahar dan Public Relations

16 Agustus 2016   16:35 Diperbarui: 16 Agustus 2016   16:39 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus Archandra Tahar amat sangat menarik sekali dari segi public relations. Pemanfaatan media sosial yang cepat sangat mendominasi kegaduhan ini.  Memang media cetak dan media elektronik juga dimanfaatkan dalam permasalahan ini. Sangat jelas terlihat bahwa tidak ada koordinasi dari pihak yang kalau mau disebut sebagai pembela Archandra Tahar. Tidak terlihat senerginya. Di sini orang akan menyimpulkan dan sekaligus bertanya di mana peran tim komunikasi Presiden?

Lebih jauh lagi yang patut menjadi pelajaran adalah prinsip dasar public relations, telling the truth atau menceritakan kebenaran telah diabaikan bahkan dilanggar. Akibat dari ini maka kegaduhan tidak mereda bahkan cenderung meningkat. Padahal kalau saja semuanya dikoordinasi oleh tim komunikasi Presiden yang terdiri dari para pakar dan praktisi public relationsboleh jadi akan mampu meredakan kegaduhan tersebut.

Mengingat kasus kegaduhan bisa terjadi di masa mendatang dan barangkali dalam waktu dekat, maka hendaknya aspek public relations bisa ditata lebih rapih. Pesan yang akan disampaikan dan siapa yang lebih berhak mengeluarkan pernyataan bisa diatur dengan lebih bagus. Dengan demikian masyarakat akan lebih bisa mencerna pesan dan informasi yang berseliweran di media massa dan media sosial. Kegaduhan bisa di minimalkan. Suasana akan menjadi lebih kondusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun