Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Apa yang Menjadi Masalah BPJS?

27 November 2015   15:19 Diperbarui: 27 November 2015   17:53 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat menarik mengikuti perjalanan BPJS sebagai institusi terbaru di negara kita. Setelah melalui proses yang tidak pendek lembaga ini berdiri dengan setumpuk harapan. Mereka yang hidupnya pas-pasan dan kurang beruntung jelas sangat bergembira dengan dioperasionalkannya BPJS. Sayangnya, hanya dalam waktu singkat BPJS terseok-seok. Ibarat olahragawan, BPJS staminanya kurang kuat. Ini merupakan pertanyaan besar. Bahkan menjadi malapetaka karena begitu banyak uang yang ada dalam pundi-pundi institusi ini.

Kalau staminanya kurang kuat, kuda-kudanya lemah, dan fisiknya loyo, apakah karena kurang asupan gizi yang bermutu? Nampaknya ini tidak masuk akal. Karena permodalannya kuat sekali. Bagi institusi yang baru berdiri, ini sudah luar biasa. Bahkan imbalan, gaji, dan renumerasi bagi manajemen BPJS konon sangat besar dibandingkan perusahaan sejenis dalam industri asuransi kesehatan.

Sementara itu, BPJS punya captive market, yang tidak dimiliki asuransi kesehatan lainnya. Bayangkan saja, konsumennya mendaftar dan rebutan untuk menjadi anggota BPJS. Sedangkan perusahaan asuransi kesehatan lainnya harus berjuang keras, mati-matian, dan bersaing ketat untuk memperoleh konsumen. Bagaikan bumi dan langit. Tapi mengapa masih berantakan juga?

Secara garis besar, nampaknya ada masalah dalam tata kelola perusahaan yang baik (good coporate governance). Indikasi pertama adalah terganggunya arus kas (cash flow). Antara uang masuk dan uang keluar tidak sesuai prediksi semula. Sesekali tentu biasa bagi institusi baru meminta suntikan dana tambahan dari para pemegang saham yang dalam hal ini adalah pemerintah Indonesia. Tapi kalau sudah beberapa kali berarti harus ada revisi terhadap perkiraan arus kas.

Solusinya adalah memperbaiki arus kas dengan menata ulang jumlah anggota BPJS dengan mengevaluasi anggota yang telah masuk lengkap dengan kewajibannya. Selain itu, membuat skala prioritas bagi penerimaan anggota baru. Harus seimbang antara mereka yang akan banyak memakai pelayanan BPJS dengan mereka yang sedikit memakai pelayanan BPJS. Oleh karena itu, BPJS wajib menerima mereka yang sangat membutuhkan jaminan kesehatan yang umumnya yang berpenghasilan rendah dan lanjut usia. Bagaimanapun prinsipnya adalah yang sehat membantu yang sakit dan yang mampu membantu yang kurang mampu.

Ini harus diimbangi oleh masuknya mereka yang berpenghasilan menengah dan relatif muda usianya. Karena segmen-segmen ini akan jarang menggunakan fasilitas BPJS. Artinya, mereka adalah kelompok yang bisa memberikan subsidi. Kemudian, pembayaran kewajiban anggota BPJS harus ditepati, dipenuhi, dan lancar, termasuk yang dari daerah. Ini akan sangat membantu pengelolaan arus kas. Dengan sendirinya harus ada manajemen keuangan dan akuntansi yang bagus.

Langkah berikutnya adalah evaluasi ulang dalam administrasi sistem rujukan dan memperketat pelaksanaan sistem rujukan. Ini harus didukung oleh sistem, administrasi yang bagus. Lainnya lagi adalah memantapkan pelayanan kesehatan dalam institusi pelayanan mulai dari Puskesmas sampai dengan rumah sakit pusat. Kalau tidak, boleh jadi anggota BPJS ke Puskesmas hanya untuk mengambil surat rujukan agar memenuhi syarat administratif belaka tanpa melakukan pemeriksaan kesehatan.

Kalau arus uang masuk dan uang keluar sudah bagus, pasti tidak akan ada lagi keluhan dari para dokter, perawat, apoteker, profesional medis dan para medis serta industri farmasi dan pemasok alat-alat kesehatan. Masing-masing pihak akan menjalankan fungsinya dengan baik, benar, dan tepat waktu.

Kompetensi:

Mengelola institusi sebesar BPJS memerlukan keahlian, keterampilan, dan kompetensi yang prima. Ini harus ditambah dengan rekam jejak dan pengalaman yang mampu menunjang manajemen dari BPJS dalam mengelola, mengoperasionalkan. Dan mengembangkan institusi baru ini. Tanggung jawab yang ada di pundak manajemen BPJS sangatlah besar. Harapan masyarakat terhadap institusi ini luar biasa.

Sebagai institusi BPJS sangat menarik karena ia memiliki dua sisi. Pertama adalah sisi pelayanan kesehatan. Kedua, adalah sisi bisnis. Idealnya kedua sisi ini harus dijalankan dengan seimbang. Namun, agar institusi ini tumbuh terus tentu saja prinsip-prinsip bisnis harus digarisbawahi. Pengelolaannya harus mengikuti azas-azas manajemen yang benar dan harus dijalankan dengan keberhati-hatian. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan kerja, dan pengontrolan harus terpadu dan komprehensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun