Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

RJ Lino, Pelindo II, dan Iklan

23 September 2015   17:49 Diperbarui: 23 September 2015   17:49 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa dikatakan demikian? Intinya, dalam prinsip-prinsip dasar komunikasi, bahwa kejujuran harus diutamakan. Selain itu,  harus berbicara apa adanya. Biarkan para pemangku kepentingan yang akan menilainya. Dalam konteks ini, masyarakat umumnya termasuk para pemangku kepentingan tahu betul  dalam membedakan emas dan loyang.

Kembali kepada upaya Rj Lino.  Nampaknya tidak berhenti di iklan sisipan mega ini. Buktinya RJ Lino sampai mengadakan konperensi pers. Juga muncul dalam suatu acara televisi. Utamanya Lino berusaha membela diri sekaligus menangkis tuduhan, serangan, dan kecaman Rizal Ramli. Jujur saja, cara defensif ini sah-sah saja. Hanya saja dalam kaidah-kaidah public relations, cara ini sangat tidak dianjurkan. Bagaimanapun masyarakat akhirnya bisa mengambilan kesimpulan bahwa boleh jadi tuduhan terhadap RJ Lino memang mengandung kebenaran.

Dalam konteks ini, nampaknya kita harus berhati-hati dalam menyikapi pertumbuhan suatu perusahaan yang dikaitkan dengan pimpinan utamanya. Hal ini bisa melemahkan pengontrolan. Kita bisa berkaca bagaimana besarnya Pertamina di era Ibnu Soetowo sehingga ia bagaikan tidak bisa disentuh. Belakangan semua tahu bagaimana sebenarnya Pertamina.  Oleh karena itu, kita harus menghargai upaya berbagai pihak untuk meneliti lebih jauh kasus mobile crane. Sebaiknya kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut tentang kasus ini. Jangan lupa adanya pandangan bahwa power tend to corrupt.

 

 

 

Sumber gambar: http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2012/01/24/141189_pelabuhan-peti-kemas-pelindo-ii-tanjung-priok--jakarta_663_382.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun