Mengapa dikatakan demikian? Intinya, dalam prinsip-prinsip dasar komunikasi, bahwa kejujuran harus diutamakan. Selain itu,  harus berbicara apa adanya. Biarkan para pemangku kepentingan yang akan menilainya. Dalam konteks ini, masyarakat umumnya termasuk para pemangku kepentingan tahu betul dalam membedakan emas dan loyang.
Kembali kepada upaya Rj Lino. Nampaknya tidak berhenti di iklan sisipan mega ini. Buktinya RJ Lino sampai mengadakan konperensi pers. Juga muncul dalam suatu acara televisi. Utamanya Lino berusaha membela diri sekaligus menangkis tuduhan, serangan, dan kecaman Rizal Ramli. Jujur saja, cara defensif ini sah-sah saja. Hanya saja dalam kaidah-kaidah public relations, cara ini sangat tidak dianjurkan. Bagaimanapun masyarakat akhirnya bisa mengambilan kesimpulan bahwa boleh jadi tuduhan terhadap RJ Lino memang mengandung kebenaran.
Dalam konteks ini, nampaknya kita harus berhati-hati dalam menyikapi pertumbuhan suatu perusahaan yang dikaitkan dengan pimpinan utamanya. Hal ini bisa melemahkan pengontrolan. Kita bisa berkaca bagaimana besarnya Pertamina di era Ibnu Soetowo sehingga ia bagaikan tidak bisa disentuh. Belakangan semua tahu bagaimana sebenarnya Pertamina. Oleh karena itu, kita harus menghargai upaya berbagai pihak untuk meneliti lebih jauh kasus mobile crane. Sebaiknya kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut tentang kasus ini. Jangan lupa adanya pandangan bahwa power tend to corrupt.
Â
Â
Â
Sumber gambar:Â http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2012/01/24/141189_pelabuhan-peti-kemas-pelindo-ii-tanjung-priok--jakarta_663_382.jpg