Tanpa mengurangi kekuatan sepakbola Uruguay, sesungguhnya raksasa sepakbola di Amerika Selatan adalah Argentina dan Brazil. Kedua Negara ini memiliki sangat banyak pemain berbakat dan seperti tidak ada habis-habisnya. Khusus untuk Argentina, sejak sebelum eranya Maradona, kemudian era Maradona, dan dilanjutkan dengan eranya Messi, jelas terlihat pemain berbakat berlimpah ruah. Secara teoritis siapapun pelatihnya tidak akan kesulitan untuk memenangkan kejuaraan apapun.
Berhubung banyaknya pemain berbakat di Argentina, para pemandu bakat dari klub-klub besar Eropa selalu memasang mata dengan jeli, Kalau perlu diijon ketika pemain tersebut masih anak-anak. Contohnya adalah Messi. Kecenderungan saat ini adalah bahwa mayoritas pemain Nasional Argentina adalah mereka yang bermain di Eropa. Ini berlainan dengan era Maradona, dipakai skuad yang menjadi juara Dunia ketika Maradona sedang dalam kondisi puncak, mayoritas tim Nasional bermain di Argentina. Ekspor pemain memang sudah menjadi ciri Amerika Selatan khususnya Argentina.
Fenomena baru saat ini adalah Argentina bukan hanya ekspor pemain, tapi juga ekspor pelatih. Buktinya ada di Copa America Chile 2015. Namun ironi, karena Argentina tidak sanggup menjadi juara kali ini. Nampaknya AFA (Associacion Futbal de Argentina) sebagai organisasi sepakbola Argentina harus menyikapi fenomena ini. Jangan sampai Negara lain menjadi lebih kuat sepakbolanya dibandingkan Argentina. Hanya saja dalam alam demokrasi, menjadi pelatih di Negara lain adalah kebebasan dan merupakan pribadi. Walau begitu Argentina harus mengkaji ulang masalah ekspor pelatih.
Â
Ahmad Fuad Afdhal
Â
----0000----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H