Dengan landasan dari Statuta FIFA, bahwa one nation one vote, jumlah anggauta FIFA menurut catatan terakhir 209 negara, maka tidak ada bedanya antara negara-negara besar seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Rusia dengan negara-negara kecil seperti Trinidad-Tobago, kepulauan Cayman, dan Maladewa. Ini bisa dipahami karena yang menjadi basis adalah negara. Berbekal apa yang ada di Statuta inilah , Blatter menyusun strategi dengan merangkul negara-negara kecil.
Â
Melalui timnya Blatter mendesain program pengembangan sepakbola di negara-negara kecil dan yang belum maju sepakbolanya. Mereka tersebar di kawasan Asia, Afrika, dan Karibia. Negara-negara ini yang kemudian menjadi tulang punggung pendukung Sepp Blatter yang juga didukung oleh Amerika Selatan.
Â
Salah satu negara yang memperoleh bantuan FIFA adalah kepulauan Cayman. Untuk negara pulau yang kecil ini, FIFA telah memberikan bantuan sebesar 1.8 juta dollar Amerika Serikat untuk membangun 2 lapangan sepakbola Tujuh tahun kemudian, hanya beberapa minggu sebelum satu lapangan selesai, Asosiasi Sepakbola Cayman menerima bantuan sebesar 500.000 dollar A.S lagi. Kali ini untuk membuat lapangan sintetis. Alasan resmi dari FIFA adalah karena rumput di negara ini tidak bisa tumbuh dengan baik dalam lingkungan tersebut oleh pengaruh kadar garamnya.
Â
Selain lapangan sepakbola, FIFA juga membantu kepulauan Cayman membangun kantor pusat Asosiasi Sepakbola Cayman. Keseluruhan bantuan FIFA sejak tahun 2002 adalah sebesar 2.2 juta dollar A.S Tokoh sepakbola dari negara pulau ini adalah Jeffrey Webb. Pria yang sangat lama menjadi Presiden dari The Cayman Islands Football Association ini akhirnya menjadi sohib dari Blatter. Sekadar catatan bahwa kepulauan Cayman yang ibu kotanya adalah Georgetown hanya berpenduduk 56.800 orang. Namun kepulauan Cayman dikenal sebagai off-shore financial centre yang konotasi negatifnya adalah tempat pencucian uang.
Â
Alternatif:
Â
Dengan Blatter menyerahkan kekuasaan, berbagai nama bermunculan seperti