Mohon tunggu...
Sirajul Fuad Zis
Sirajul Fuad Zis Mohon Tunggu... Jurnalis - Public Relations

Penulis, Pengamat Komunikasi, Planner dan Akademis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penanganan Krisis Corona di Indonesia

25 Maret 2020   20:17 Diperbarui: 25 Maret 2020   20:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah Virus corona dalam bahasa Inggris coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi pada manusia. Virus corona adalah zoonosis, meruujuk kepada virus yang sering ditemukan menginfeksi binatang dan bisa menyebar ke manusia.

Oleh: Sirajul Fuad Zis

Investigasi terperinci menemukan bahwa SARS-CoV ditularkan dari kucing luwak ke manusia dan MERS-CV dari unta dromedaris ke manusia, sedangkan dalam kasus Covid-19 diduga ditularkan dari ular dan kelalawar (WHO, 2020).Penularan dari manusia ke manusia lewat droplet (partikel air liur) ketika penderita bersin atau batuk. Beberapa virus corona beredar pada hewan yang belum menginfeksi manusia.

Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Tanda-tanda umum infeksi ini termasuk gejala pernafasan, demam, batuk, sesak nafas dan kesulitan bernafas dan berpotensi menyebabkan pheunomia sindrom akut, gagal ginjal bahkan kematian. Saat ini virus corona telah ditetapkan oleh WHO sebagai pendemi, yaitu wabah yang sudah menyebar secara global.

Direktur Jendral WHO mengatakan, telah menilai wabah ini sepanjang waktu dan kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, dan oleh tingkat tidak adanya tindakan yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu kami telah membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi.

Press release ini bisa diakses oleh semua orang dengan membuka situs who.int. penyebaran virus ini dinilai sangat cepat, oleh karena itu orang yang berpergian sebelum dan sesudah berangkat ke luar negeri harus melakukan pemeriksaan suhu badan dan diisolasi agar wabah corona tidak semakin meluas. Sudah 146 negara termasuk Indonesia terdampak virus corona, 5.746 yang terdata mati akibat virus corona dan 153.648 kasus yang dikonfirmasi berkasus dampak virus corona update terakhir 15 Maret 2020 (Esri, 2020).

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan, pada tanggal 2 Maret 2020 bahwa sudah ada dua orang yang positif corona sempat kontak dengan warga negara Jepang yang postif corona. Keduaanya ikut terpapar virus corana setelah kontak dengan warga Jepang berdomilisi Malaysia tersebut, sesuai yang dilansir oleh cnnindonesia.com (psp, 2020).

Konferensi pers juga digelar di Istana negara dengan mengundang wartawan dari berbagai media televisi, cetak dan online mengumumkan virus corona sudah masuk ke Indonesia. Kasus tersebut adalah kasus pertama virus corona, sebagai bentuk antisipasi kepada masyarakat agar berhati-hati tidak tertular dengan virus tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, di Indonesia sudah mencapai 117 kasus yang dikonfirmasi, 48 kasus baru yang telah dikonfirmasi, 4 orang meninggal dan 1 orang yang baru meninggal. Dalam wilayah South-East Asia Region (Indonesia, India, Thailand, Sri Lanka, Maldives, Bangladesh, Bhutan dan Nepal) Indonesia adalah salah satu negara paling tinggi angka kasus virus corona nya (WHO, 2020).

Penanganan krisis di Indonesia sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, dengan mengkomunikasikan bahwa perlu siaga agar penularan virus corona tidak semakin meluas ke berbagai wilayah, dengan program meminimalisir kontak/pertemuan antar manusia di Indonesia. Maka dari itu dibutuhkan penanganan krisis yang cepat untuk memulihkan situasi menjadi normal.

Tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi kapan krisis terjadi, karenanya penting sekali supaya siap dengan format prasarana (Nova, 2011). Menangani hal demikian, presiden banyak memberikan arahan-arahan penting dalam meningkatkan kewaspadaan lewat konferensi pers yang digelar oleh Istana.

Presiden Indonesia Jokowi, seperti yang diberitakan Kompas.com (Purnamasari, 2020) menghimbau segenap masyarakat agar "saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah" ujar Jokowi saat konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/03/2020).

Upaya pemerintah mengkomunikasikan untuk meningkatkan kewaspadaan direspon beragam oleh netizen, ada yang pro dan ada yang kontra terhadap sikap Jokowi.

Pada dasarnya pemerintah sudah menjalankan tugasnya, seperti yang dianjurkan oleh WHO agar mengumumkan kewaspadaan mengambil sikap terhadap wabah pendemi tersebut. Langkah-langkah penanganan krisis ini juga diminta kepada seluruh instansi pemerintah agar bekerja dari rumah dan menggunakan video conference untuk koordinasi pekerjaan.

Selain membahas terkait pekerjaan, setiap instansi juga bertangggungjawab memberikan literasi terkait virus corona kepada masyarakat, begitu juga apa saja yang harus dilakukan masyarakat agar terhindar dari virus. Kementerian Keuangan misalnya, sudah melakukan video conference dengan internal dalam menghadapi krisis tersebut.

Banyak keputusan yang diambil dari koordinasi dari teleconference akhir-akhir ini, Nurfransa Wira Sakti selaku staf Ahli Menkeu Pengawasan Pajak, menceritakan pengalaman di instansinya lewat instagram pribadi @frans1108.

Untuk internal Kemenkeu, telah juga disiapkan pedoman dan aturan kerja dari rumah dalam rangka Business Continuity Plan sehingga semua pekerjaan dan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu. Hal ini juga dilakukan agar dapat menjaga keselamatan bagi segenap pegawai Kemenkeu sehingga perlu dilakukan pengaturan kerja dari rumah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yang ada (Sakti, 2020).

Selain itu, kebijakan Pemprov DKI Jakarta mengintruksikan bergerak reaktif untuk penyebaran corona dengan melakukan konferensi pers yang disebarluaskan oleh media. Dengan meliburkan sekolah, menutup sementara waktu tempat wisata, pencabutan peraturan ganjil-genap, potong rute Transjakarta dan MRT, himbauan agar warga tidak pulang kampung, Dokter/perawat punya batas kerja dan jamin stok pangan aman (Indonesia, 2020).

Begitu juga Kementerian, Gubernur, Walikota, Bupati di Indonesia dianjurkan untuk membentuk penanganan krisis di masing-masing wilayah menjalankan penanganan penyebaran virus corona. Saat ini di berbagai kota/kabupaten di Indonesia sudah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua minggu, ini sebagai bentu penangan corona tidak semakin tersebar.

Pemerintah tidak bekerja sedirian, dalam perihal komunikasi dan literasi Non Government Organization (NGO) juga ikut berperan serta dalam menghadapi kasus serius ini. Seperti memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh yang dilakukan oleh Indoeast Network.

Menganjurkan masyarakat untuk konsumsi protein lebih banyak, konsumsi buah dan sayur, konsumsi vitamin, tidur cukup 8 jam, rutin berolahraga, berjemur di sinar matahri pagi, air mineral tercukupi, minum jahe/lemon, dan hidup bersih dengan mencuci tangan. (**)

Editor : Milna

Artikel ini terbit di haluan.com 19 Maret 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun