Debat capres yang pertama menunjukkan kredibilitas calon presiden (capres) di ranah publik. Masyarakat bisa menilai capres mana yang benar-benar fokus terhadap kajian terhadap negara.
Masyarakat juga bisa melihat capres mana yang fokus kepada isu pribadi lawan bicara, bahkan berani membersihkan diri diatas panggung.
Diatas panggung capres Jokowi mengatakan dengan lantang, sebagaimana yang diberitakan mardeka.com.
"Kami tidak punya potongan diktator, tidak punya potongan otoriter, kami tidak punya rekam jejak melanggar HAM, kami tidak punya rekam jejak melanggar hukum dan kami tidak punya rekam jejak korupsi. Jokowi-Amin akan pertaruhkan jabatan dan reputasi. Kami akan gunakan semua kemampuan yang kami miliki untuk perbaikan bangsa ini," tutup Jokowi.
Pernyataan demikian secara tidak langsung menyindir Prabowo sebagai individu, lebih banyak mempromosikan dirinya tidak diktator. Semua orang tidak butuh penjelasan tersebut, yang dibutuhkan ada strategi penyelesain masalah dalam negara dengan pemikiran dan gagasan yang meyakinkan publik.
Kenyataanya di lapangan, banyak deskriminasi yang dirasakan oleh orang-orang yang bertentangan secara ideologi dengan beliau. Apakah hal tersebut hanya dilakukan oleh oknum-oknum terentu?, atau ini bagian strategi para pendukung Jokowi.
Kalimat yang dilontarkan terakhir sekali oleh Jokowi "kami akan gunakan semua kemampuan yang kami miliki untuk perbaikan bangsa ini" memiliki energi ambisius. Bahkan suara yang dikeluarkan juga ikut meninggi.
Sementara itu, capres Prabowo lebih fokus membahas isu yang dilontarkan oleh MC. Prabowo juga mengisahkan temuan saat berkunjug ke daerah-daerah, kisah nyata saja bisa dibilang hoaks oleh seorang Jokowi. Seorang Sandiaga Uno yang juga mendengar banyak keluhan-keluhan masyarakat, tentu paham dengan keadaan yang terjadi saat ini di Indonesia.
Sebenarnya mereka berdebat, tetapi maksud dan tujuan sangat berbeda, bahkan tidak mau mengakui keadaan yang ada dilapangan. Pertanyaan yang dilontarkan berbeda dengan jawaban yang diharapkan.
Debat capres pertama tersebut, menjadi cerminan debat yang akan berlangsung pada 17 Februari 2019. Adu gagasan yang menjadi bagian yang paling diharapkan, tidak lagi membahas sifat secara personal dan kejadian masa lalu yang masih belum punya titik temu.
Ketika Sang Capres, lebih fokus dengan adu gagasan bahwa  mencintai negara dan rakyatnya lebih mempunyai daya jual untuk Ia bisa dipilih. Selamat memilih masyarakat cerdas, yang memilih berdasarkan ilmu dan masa depan negara yang diharapkan pemilih.
Penulis : Sirajul Fuad Zis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H