Mohon tunggu...
Sirajul Fuad Zis
Sirajul Fuad Zis Mohon Tunggu... Jurnalis - Public Relations

Penulis, Pengamat Komunikasi, Planner dan Akademis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Kehidupan Suku Baduy

8 Desember 2017   21:47 Diperbarui: 8 Desember 2017   22:23 5339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANTEN- Suku Baduy adalah salah satu bentuk ragam suku yang ada di Indonesia. Suku Baduy terletak di Desa Kebon Cau, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Baduy dikenal erat memegang kuat adat dan prinsip kepercayaan serta unik. Suku Baduy saat ini ada dua jenis, Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Melihat pakaian yang dikenakan orang Baduy berbeda dengan pakaian masyarakat Indonesia umumnya. 

Khas pakaian Baduy Dalam menggunakan ikat kepala warna hitam atau putih, tas selempang anyaman berfungsi sebagai pembawa baju ganti, dilengkapi golok di pinggang dan rok yang terbuat dari kain yang serat, sedangkan Baduy Luar menggunakan ikatan kepala dominasi hitam dan sedikit berwarna biru dengan pakaian hitam dan bebas. Suasana di dalam Baduy dalam sunyi yang bikin orang di sekitar area tenang dan khidmat.

"suasana di Baduy Dalam lebih ekstrem, benar-benar nggak boleh menggunakan semua sarana elektronik, tidak menggunakan lampu, penerangan gelap dan dengan keadaan nyaman serta melihat masyarakat menyatu dengan alam" Ujar Taufiq,Senior Supervisor CSR & SMEPP Pertamina JBB

Aktifitas masyarakat Baduy setiap hari hanya berladang, mereka secara sederhana memaknai filosofi kehidupan. Masyarakat Baduy sehari-hari mengkonsumsi hasil tanaman dari ladang yang mereka tanam, sedangkan untuk keperluan lauk mereka membeli ke Baduy Luar tetap berjalan dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar satu jam menuju Baduy Luar. Beberapa hewan dan tanaman ada yang menjadi pantangan bagi Baduy Dalam, Kambing dan tumbuhan larangan ini tidak boleh ada di sekitar lingkungan mereka. 

Masyarakat Baduy hanya memelihara ayam dan itik sebagai ternak yang dapat dikembangbiakkan. Aktifitas mandi dalam kehidupan Baduy Dalam dilarang menggunakan sabun mandi, sikat gigi, pasta,dan detergen dalam kebersihan, Masyarakat Baduy mandi hanya menggunakan air segar yang ada disekitar perbukitan, begitu juga para wisatawan harus mengikuti yang dilakukan oleh Suku Baduy Dalam.

Bagi para wisatawan yang ingin berkunjungan ke Suku Baduy Dalam,diharap mengetahui beberapa pantang yang tidak disukai oleh mereka. Pantangan yang harus dilakukan wisatawan adalah jangan merusak alam, berkata kotor, mengumpat dalam hati, memikirkan sesuatu yang buruk tidak disarankan karena akan berdampak pada karma firasat yang negatif, dilarang meggunakan perlatan elektronik apapun jenisnya, dilarang membawa kendaraan, berbuat keramaian di dalam. Pihak dari Pertamina yang masuk ke Baduy Dalam pun sangat terbatas, karena mereka tidak suka suasana keramaian.

Pertamina MOR III
Pertamina MOR III
Anak-anak yang tinggal di Baduy Dalam dilarang untuk sekolah, meskipun begitu ada beberapa anak yang ikut sekolah dengan diam-diam. Cara yang di lakukan oleh anak-anak tersebut adalah ketika mereka keluar wilayah menggunakan pakaian adat, namun dalam tas selempang yang mereka bawa ada baju sekolah dan menggantinya pun di area sekolah yang sudah jauh dari pemukiman Baduy Dalam. 

Jika sekolah telah selesai, mereka sebelum pulang mengganti kembali dengan pakaian adat. Masyarakat Baduy sehari-hari menggunakan bahasa sunda yang hanya dimengerti sesama komunitas mereka sendiri dan juga ada yang bisa berbahasa Indonesia. Bagi wisatawan yang ingin masuk ke Baduy Dalam, Pertamina membangun Saung Informasi, disitu bertujuan untuk mendata pengunjung yang masuk, karena di Baduy Dalam benar-benar sunyi, jangan sampai pengunjung tersesat.

Perbedaan Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah, suku Baduy Dalam masih berada pada tahap yang tradisional yang masih menjaga adat dari berbagai aspek. Aktifitas komunikasi sesama orang Baduy Dalam dilakukan dengan bahasa isyarat, symbol suara kentongan, dan kode-kode sesama mereka yang mengerti. sedangkan suku Baduy Luar sudah terkontaminasi dengan kecanggihan teknologi. 

Suku Baduy Luar itu adalah orang Baduy Dalam yang asli pada semasa hidupnya melanggar peraturan adat, sehingga dikeluarkan dan tinggal di Baduy Luar. Hubungan masyarakat Baduy dengan orang luar suku Baduy sangat baik dan sopan selagi menghormati adat yang mereka percayai. Komunikasi yang dilakukan orang Baduy tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Pembawaan logat suku Baduy dengan aksen sunda.  

PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang peduli terhadap kebudayaan dan lingkungan mengadakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengobatan gratis dan pembagian sembako pada Sabtu (25/11) diawali dengan perjalanan rombongan Pertamina masuk ke area Baduy Dalam. Agus Mashud, VP CSR & SMEPP Pertamina bersama komunitas Sahabat Baduy menulusuri perjalanan ekstrem dan menegangkan ditengah hujan deras.

"kegiatan sosial tersebut merupkan kelanjutan dari pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di Ciboleger sebelumnya. CSR Pertamina di Desa Baduy dilaksanakan secara berkelanjutan bekerjasama dengan komunitas Sahabat Baduy yang memfungsikan saung informasi sarana kegiatan pelatihan UMKM, kesenian dan edukasi wisata di Baduy" Ujar Agus, Minggu (26/11)

Sementara itu, Pertamina juga meresmikan Saung Informasi diharapkan bisa memberikan informasi untuk para wisatawan lokal yang ingin berkunjung ke Baduy Dalam.Saung Informasi menyediakan beberapa aturan atau kebiasaan adat yang harus dipatuhi oleh wisatawan lokal. Pertamina juga berharap Saung tersebut tidak sekedar memberikan informasi, tapi juga dilakukan aktivasi-aktivasi adat yang bermanfaat bagi suku Baduy.

Pertamina MOR III
Pertamina MOR III
"Tim Pertamina dibantu TNI berupaya untuk masuk ke Suku Baduy Dalam membantu berupa pemberian sembako dan pemerikasaan kesehatan suku Baduy Dalam, medan yang di lalui pun tentu tidak mudah. Perjalanan menuju Baduy Dalam bisa sekitar dua sampai tiga jam dengan berjalan kaki. Kegiatan CSR yang sebagian lagi dilakukan di perbatasan yaitu di Saung informasi yang didirikan oleh Pertamina " Ujar Dian Hapsari Firasati, Unit Manager Communication & CSR JBB (26/11).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun